Marine Surveyor & Inspection Services

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)
Marine Surveyor

Pelaut dan Uang Kencing


Siapa yg tidak mengenal istilah uang kencing diantara pelaut? Uang kencing bagi orang awam yg bukan pelaut dapat di artikan sebagai uang hasil dari jerih payah crew kapal dalam menghemat BBM kapal dari suatu perjalanan yg semestinya sesuai dengan laporan dari kantor pelayaran dapat dihemat selanjutnya dikencingkan ke pihak ketiga yg mau menampung minyak BBM kapal tersebut.

Blog Berita Kapal mengabarkan cerita pelaut dengan tema " Uang Kencing Bagi Pelaut" tulisan berikut didapatkan di situs blog internet kompasiana da ditulis kembali untuk pembaca blog Berita Kapal, tidak ada tendensi pribadi terhadap pelaut hanya opini pribadi saja, berikut tulisannya:

Sudah biasa ada pertanyaanya seperti ini “Uang kencingnya berapa?”
Kata-kata yang tertulis diatas sangat melekat pada diri banyak pelaut Indonesia (maaf! tidak semua pelaut, hanya memang banyak). Terutama bagi pelaut-pelaut yang bekerja diatas kapal berjenis tangker atau supply vessel seperti AHTS, entah itu Crude Oil, Palm Oil, Diesel Oil dan masih banyak lagi. Tulisan ini hanya bentuk keprihatinan betapa nurani telah dikalahkan oleh uang.

Banyak sekali cara dan motif yang dilakukan oleh “para pencuri” ini, diantaranya saya coba jabarkan:

1. Menipu perusahaan:
a.Biasanya sebuah kapal sudah bisa dihitung pemakaian maksimal bahan bakar setiap harinya. Hal ini bisa diakali dengan cara: pagi, siang ataupun malam pemakaian listrik dikurangi, banyak lampu-lampu dimatikan, yang lebih parah lagi sampai lampu navigasi (lampu penunjuk keberadaan kapal bagi kapal lain) sampai dimatikan. Penghematan yang didapat dari hal ini kemudian dikumpulkan (biasanya dalam bentuk minyak solar), dan kemudian dijual (biasanya sebulan sekali). Untuk penipuan jenis ini, nominalnya tidaklah terlalu besar mungkin hanya maksimal 2 sampai tiga juta per-orang perbulannya. Satu kapal biasanya dihuni paling minim 10 orang, paling banyak 30 orang.

b. Menjual suku cadang (spare parts) kapal: Peralatan yang ada diatas sebuah kapal tentu membutuhkan perawatan berkala. Hal ini dimanfaatkan oleh pelaut bermental buruk untuk meminta kepada perusahaannya suku cadang kapal padahal peralatan tersebut belumlah rusak. Hal ini terutama dijalankan oleh kapal-kapal yang berada dibawah kendali BUMN.

2. Menipu negara/rakyat: Nah…. Penipuan jenis inilah yang paling berbahaya. Karena bukan hanya melibatkan anak buah kapal juga oknum-oknum negara serta biasanya oknum dari perusahaan itu sendiri. Modusnya antara lain:

a. Seorang yang bertanggung jawab terhadap muatan di darat (loading master), dia menjual kepada pembeli di negara lain atau daerah. Tapi penjualan ini tidak tercatat dan hasil dari penjualan ini langsung dibagi dua dengan anak buah kapal (pihak kapal mendapatkan kurang lebih sepertiga bagian). Bisa dibayangkan kalau sebuah kapal ber kapasitas 3.000.000 liter minyak (ini hanya kapal kecil untuk ukuran normalnya) menjual minyak seharga 3 ribu rupiah (misalnya, penulis tidak tahu angka pastinya) per liternya. Berarti per transaksi pihak kapal akan mendapatkan 3 milyar rupiah yang langsung dibagi sama rata dengan 30 anak buah kapalnya (masing-masing mendapatkan 100 juta rupiah). Angka yang sangat fantastis.

b. Hampir sama motifnya dengan motif a, hanya saja negara atau tempat lainnya adalah sebuah kapal penampungan yang lain yang lebih besar.

Akhirnya, melalui tulisan ini, penulis mengajak para pelaut yang masih mempunyai hati nurani untuk mau membersihkan diri juga berharap agar para pelaut yang masih melakukan hal ini agar tersadar bahwa mereka sudah melakukan pencurian. Sadarlah sebelum terlambat. Reformasi lambat laun akan “bergulir ke laut” juga. Nikmatilah gaji yang memang hak kita dan berikanlah kepada keluarga kita hasil dari kerja keras kita bukan hasil dari “uang kencing” kita.

kembali ke peibadi pelaut masig-masing selain cara diatas, tentunya ada cara lainnya mendapatka uang kencing yg lebih bisa dipertanggungjawabkan dan bisa dibawa pulang ke rumah bukan uang kencing yg di foya-foyakan ke diskotik dan cafe-cafe.

3 Responses to "Pelaut dan Uang Kencing"

  1. sering heran juga kalau berfikir, kenapa rekan2 pelaut indo lebih orientasi pada uang "lain-lain" daripada memperjuangkan gaji biar standard ITF.

    BalasHapus
  2. ayo perjuangkan gaji pelaut memenuhi standar ITF dalam rangka menyambut STCW 2017

    BalasHapus
  3. Makanya gaji pelaut harus standar.jangan aturan di terapkan yang menguras dompet.tapi gaji pelaut masih bantak yang tidak sesuai.bahkan msih di bawah pekerja pabrik.jadi wajar aja kalo mereka cari uang kencing.buruh darat punta standar umr ump.tpi pelaut gada.buruh darat demo minta naik gaji.pelaut ga pernah demo.harusnya pemerintah punya kebijakan tentang gaji standar pelaut .

    BalasHapus

Program Perhitungan Minyak Petroleum Create your own banner at mybannermaker.com!
bisnis tiket pesawat online Peluang Bisnis Tiket Pesawat
Draft Survey Software untuk Pelaut

cek tiket pesawat murah