Berita Kapal menurunkan berita tentang kapal yg pernah hilang lesap dibawa rompak bajak laut, kapal tongkang Marine Power 3301 Lesap Bersama Perompak di daeran Natuna, Kepulauan Riau, Kepri.
Dalam Kapal Terjadi Drama 10 Abk Disekap Pakai Tuas Tali Kapal
NATUNa- Tuk bud bernama Marina 26 dengan tongkang Marine Power 3301 tersebut lesap bersama perompak setelah menurunkan 10 abk kapal. Dan diselamatkan oleh nelayan Natuna yang sedang melaut di perairan Pulau Sekatung, dibawa ke POs TNI AL Ranai di Penagi. Kemudian korban sergap tersebut diserahkan ke polres Natuna.
Dont move Seet dont, demikian penuturan kapten kapal tuk boad Amri Arsyad saat terjadi perompakan oleh salah satu perompak sambil menodongkan sebilah golok dileher.
Penyekapan terhadap 10 orang abk termasuk kaptennya, berlangsung mencapai 48 jam. Dan kemudian mereka diturunkan menggunakan perahu karet di sekitar pulau Sekatung Natuna, tanpa dibekali peralatan pendukung untuk keselamatan.
Tersadar, kapal yang dikumudikannya telah dirompak oleh sekolompok perompak yang menggunakan sebo (penutup muka). Tiga orang yang berada dianjungan kemudi, termasuk kapten kapal dan dua orang juru mudi diancam dengan golok.
Sementara tiga orang yang sedang piket, sudah disekap diruang keru bersama empat orang ABK lain yang sedang istirahat. Tiga orang di anjungan kemudian dibawa ke ruang kru dan disekap bersama 7 orang ABK, tanpa melakukan perlawanan.
“Kami tidak ada perlawanan saat dilakukan perompakan. kami lalu disekap diruang kru, dengan tangan diikat. Dont move seet dont, kata salah satu orang bandit sambil menodong golok ke leher kami,” tutur Amri Arsyad kepada wartawan di mapolres Natuna, Minggu (27/3) malam.
Menurut Amri Arsyad, perompakan terjadi sekitar pukul 21.00 WIB, Senin (21/3) tepatnya sekiar pulau Tioman malaysia. Setelah melakukan 26 jam perjalanan dari bungker BBM (isi bahan bakar minyak) di EOPL.
Setelah para perompak menguasai kapal, kami disekap selama 48 jam dengan tangan terikat. Kemudian kami diturunkan menggunakan perahu karet sekitar pukul 21.00 WIB, kamis (24/3). Semua perlengkapan diambil selain makanan, minuman dan dibekali life jacket.
Sebelum diturunkan, barang pribadi dikembalikan seperti kartu identitas, paspor, ijazah, buku pelaut. Terkecuali dokumen kapal dan lainnya seluruhnya disita perompak. Tuk bud tersebut dalam keadaan muatan kosong. Karena setelah mengantar pasir di Jeti Punggur Singapura dan akan menuju kamboja untuk mengambil pasir lagi.
Setelah diturunkan, kami sempat terapung dilaut lepas selama 38 jam. Baru sekitar pukul 11.00 WIB, Sabtu (26/3) ditemukan oleh kapal nelayan Natuna diperairan pulau Sekatung Kecamatan Pulau laut Natuna. Dan dibawa ke pos TNI AL di Penagi Ranai sekitar pukul 23.00 WIB Sabtu (26/3).
Amri Arsyad menuturkan, sebelum terjadi perompakan dan penyanderaan, tidak ada pergerakan kapal yang merapat ke tuk bud yang ditangkap oleh radar. Tetapi hanya menangkap adanya pergerakan yang diduga kapal nelayan sekitar pukul 18.15 WIb sebelum kapal dirompak.
“Sebelum kapal kami dirompak, tidak ada kapal yang merapat oleh radar. Bahkan tiga orang abk masih piket jaga waktu itu. Tapi beruntung kami selamat semua dan tidak ada yang dianiaya,” ujarnya.
Komandan pangkalan TNI AL Ranai Kolonel laut (P) Nur Singgih Prihartono mengatakan, nasib 10 orang abk tuk bud yang dilaporkan ke pos AL sekitar pukul 23.00 WIB, Sabtu (26/3) kamarin jelas merupaka korban perompakan di laut.
mengatakan, jajarannya masih berupaya melakukan pencarian terhadap barang bukti yang digunakan perompak untuk merompak kapal tersebut. “Termasuk motor laut yang mereka gunakan untuk beraksi. Ini sindikat rompak internasional,” katanya.
lokasi terjadinya perompakan kapal tuk bud tersebut masih diperairan Malaysia. Tepatnya sekitar 8 mil dari pulau Tioman yang masih wilayah Malaysia. Sementara jarak tempat kejadian perkara dari batas wilayah Indonesia sekitar 90 mil.
Setelah kapal tuk bud tersebut dirompak kata Nur Singgih, mereka dibawa berlayar selama dua hari, yakni sekitar 270 mil dari TKP dan turunkan di sebelah Utara Pulau Sekatung Kecamatan Pulau Laut Natuna.
“10 korban ini diturunkan sekitar 35 mil dari Utara pulau Sekatung. Dan terapung-apung selama 38 jam sebelum ditemukan kapal nelayan. 10 orang korban perompakan ini sudah diperiksa. Hasilnya murni kejahatan keriminal. Dan diserahkan ke Polres Natuna untuk penyelidikan lebih lanjut.” kata Nur Singgih.
Sementara Kasat Reskrim polres Natuna AKP Reonald Simanjuntak mengatakan, saat ini 10 orang korban perompakan laut masih dimintai keterangan dan dalam proses penyelidikan. Polisi juga sudah berkoordinasi dengan Polda Kepri dan Pol Air Polda Kepri untuk membantu pencarian posisi kapal.
“Setelah lengkap seluruh data, 10 orang korban akan dikembalikan. Saat ini korban ditempat dilokasi aman disalah satu penginapan di Ranai,” pungkasnya.
Modus perompakan untuk mencuri kapal berukuran sedang dengan tonase 200 GT itu menurut informasi media ini sering terjadi namun sanggat sulit untuk terungkap karena perompak berhasil menguasai kapal dan mencurinya kemudian dijual ke pihak lain.bahkan yang lebih kejamnya para nakhoda serta ABK di campakan ke laut bagaimana nasib orang itu dan prompak sanggat pawai carakerjanya di tenggah laut sungguh luar biasa sanggat cepat bahkan untuk merubah warna serta lambung kapal hanya berapa jam saja wajah serta lambung kapal udah terlihat berubah dan biasanya ini sendikat internasional dan biasa target kapal tersebut telah digambar berapa rute perjalanan,Ujarnya mantan pelaut 80 han di Natuna.
0 Response to "Cerita Kapal Di Rompak Bajak Laut"
Posting Komentar