Kota Batam terus tumbuh jadi kota industri maju di Indonesia, sudah sejak beberapa tahun terakhir tumbuh subur industri galangan kapal, saat ini tanah pinggiran pantai sekeliling pulau batam sudah penuh dengan industri galangan kapal.
Tahukah anda diantara ratusan perusahaan kapal di batam, salah satunya membuat pesanan kapal perang, ini dia penampakannya Ini Dia Kapal Perang Buatan Batam
Satu lagi kapal perang buatan negeri sendiri untuk memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut. Kapal buatan anak bangsa itu adalah Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Beladau 643 buatan PT Palindo Marine Shipyard Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Kapal yang berlayar dengan kecepatan 30 knot dan mampu menembakkan rudal C-705 sejauh ratusan kilometer tersebut diresmikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Jumat (15/1/2013). Peresmian kapal itu disaksikan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Marsetio.
"Penambahan alutsista (peralatan perang) di laut baik KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) dan KAL (Kapal Angkatan Laut) konsekuensi atas kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar adalah lautan," tegas Purnomo Yusgiantoro saat serah terima kapal tersebut di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepri.
Dia mengatakan, KRI Beladau 643 merupakan kapal ketiga yang dibuat di PT Palindo Marine Batam. KRI Beladau ini dilengkapi dengan sistem persenjataan meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali.
Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun.
Hingga 2014, kata Menteri, akan ada 16 kapal sejenis yang akan digunakan untuk mengamankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pembangunan kapal ini merupakan upaya peningkatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang tengah dibangun bagi seluruh angkatan," kata dia.
Ia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam.
TNI AL, kata Menteri membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.
Selain meresmikan KRI Beladau 643, pada kesempatan yang sama juga diresmikan Combat Boat buatan PT Palindo Marine yang memiliki panjang 17,7 meter, lebar 4 meter, tinggi 2,1 meter.
Kapal dari bahan alumunium ini memiliki kecepatan maksimal 50 knot dan juga akan digunakan oleh TNI AL.
"Tahun ini anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan TNI sekitar Rp81 triliun. Dengan anggaran itu, kami akan terus menambah alutsista sesuai dengan kebutuhan secara bertahap," kata Purnomo.
Kepala Dinas penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan kapal dengan panjang 44 meter, lebar delapan meter, tinggi 3,4 meter itu berspesifikasi tinggi.
Kapal yang dibuat dengan biaya Rp75 miliar itu dilengkapi meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat dan Rudal C-705 buatan Cina. Kapal perang ini mampu melaju sampai kecepatan 27 knot.
Lambung kapal ini terbuat dari high tensile steel atau jenis baja khusus produk PT Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan aluminium alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar.
KRI Beladau-643 merupakan kapal ketiga yang memperkuat TNI AL, setelah sebelumnya KRI Clurit-641 diresmikan pada April 2011 dan KRI Kujang-642 yang diresmikan pada Februari 2012.
Target 2020
Indonesia melalui PT Palindo Marine akan memproduksi 16 KCR hingga tahun 2020. Hingga saat ini sudah 3 KCR yang diproduksi dengan rata-rata setiap unitnya menghabiskan dana Rp75 miliar. Dan uniknya lagi, semua tenaga kerja merupakan anak bangsa.
"Target kita hingga tahun 2020, pemenuhan pertahanan terpenuhi," ungkap Purnomo Yusgiantoro.
Selain KCR 40 Clurit, Beladau, saat ini masih ada satu unit KCR sedang dalam tahap penyelesaian dan ditarget rampung pada tahun 2013 ini.
Sementara itu Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono menambahkan untuk menuju kemandirian, saat ini Indonesia sedang membangun komunikasi dengan negara Cina untuk alih teknologi.
Ada tahap menurutnya, diawali dengan pelaksanaan mentenance sendiri, tahap kedua kemandirian dalam perbaikan dan terakhir melakukan produksi sendiri.
Turut hadir, Kasal Laksdya TNI Marsetio, Irjen Kemenhan Laksdya TNI Sumartono, Walikota Batam Ahmad Dahlan, Ketua DPRD Kepri Nur Syafriadi, Ketua DPRD Batam Surya Sadri, Dirut PT Palindo Marine Shipyard Harmanto, sejumlah petinggi TNI Kepri dan Batam.
"Penambahan alutsista (peralatan perang) di laut baik KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) dan KAL (Kapal Angkatan Laut) konsekuensi atas kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar adalah lautan," tegas Purnomo Yusgiantoro saat serah terima kapal tersebut di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepri.
Dia mengatakan, KRI Beladau 643 merupakan kapal ketiga yang dibuat di PT Palindo Marine Batam. KRI Beladau ini dilengkapi dengan sistem persenjataan meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali.
Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun.
Hingga 2014, kata Menteri, akan ada 16 kapal sejenis yang akan digunakan untuk mengamankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pembangunan kapal ini merupakan upaya peningkatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang tengah dibangun bagi seluruh angkatan," kata dia.
Ia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam.
TNI AL, kata Menteri membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.
Selain meresmikan KRI Beladau 643, pada kesempatan yang sama juga diresmikan Combat Boat buatan PT Palindo Marine yang memiliki panjang 17,7 meter, lebar 4 meter, tinggi 2,1 meter.
Kapal dari bahan alumunium ini memiliki kecepatan maksimal 50 knot dan juga akan digunakan oleh TNI AL.
"Tahun ini anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan TNI sekitar Rp81 triliun. Dengan anggaran itu, kami akan terus menambah alutsista sesuai dengan kebutuhan secara bertahap," kata Purnomo.
Kepala Dinas penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan kapal dengan panjang 44 meter, lebar delapan meter, tinggi 3,4 meter itu berspesifikasi tinggi.
Kapal yang dibuat dengan biaya Rp75 miliar itu dilengkapi meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat dan Rudal C-705 buatan Cina. Kapal perang ini mampu melaju sampai kecepatan 27 knot.
Lambung kapal ini terbuat dari high tensile steel atau jenis baja khusus produk PT Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan aluminium alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar.
KRI Beladau-643 merupakan kapal ketiga yang memperkuat TNI AL, setelah sebelumnya KRI Clurit-641 diresmikan pada April 2011 dan KRI Kujang-642 yang diresmikan pada Februari 2012.
Target 2020
Indonesia melalui PT Palindo Marine akan memproduksi 16 KCR hingga tahun 2020. Hingga saat ini sudah 3 KCR yang diproduksi dengan rata-rata setiap unitnya menghabiskan dana Rp75 miliar. Dan uniknya lagi, semua tenaga kerja merupakan anak bangsa.
"Target kita hingga tahun 2020, pemenuhan pertahanan terpenuhi," ungkap Purnomo Yusgiantoro.
Selain KCR 40 Clurit, Beladau, saat ini masih ada satu unit KCR sedang dalam tahap penyelesaian dan ditarget rampung pada tahun 2013 ini.
Sementara itu Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono menambahkan untuk menuju kemandirian, saat ini Indonesia sedang membangun komunikasi dengan negara Cina untuk alih teknologi.
Ada tahap menurutnya, diawali dengan pelaksanaan mentenance sendiri, tahap kedua kemandirian dalam perbaikan dan terakhir melakukan produksi sendiri.
Turut hadir, Kasal Laksdya TNI Marsetio, Irjen Kemenhan Laksdya TNI Sumartono, Walikota Batam Ahmad Dahlan, Ketua DPRD Kepri Nur Syafriadi, Ketua DPRD Batam Surya Sadri, Dirut PT Palindo Marine Shipyard Harmanto, sejumlah petinggi TNI Kepri dan Batam.
0 Response to "Ini Dia Kapal Perang Buatan Batam"
Posting Komentar