JAKARTA—International Maritime Organization (IMO), organisasi maritim internasional, memperkirakan lebih dari 1.000 nyawa hilang di laut per tahun dalam 5 tahun terakhir salah satunya akibat serangan bajak laut.
Berdasarkan data International Maritime Organization (IMO) pada tahun lalu, diperkirakan 1.000 orang menghilang terdiri dari 100 orang di sektor perikanan, 400 orang di pelayaran domestik, dan 500 orang di kategori lain termasuk pelayaran internasional.
Sekjen IMO Koji Sekimizu mengatakan organisasi pimpinannya bertekad agar angka korban tersebut dapat ditekan serendah—rendahnya guna meningkatkan keselamatan pelayaran internasional.
Pada tahap awal, katanya, pihaknya akan mempertimbangkan membentuk satu mekanisme kerja dalam mengumpulkan statisik pasti mengenai korban di laut itu sehingga dapat menjadi data andalan.
“Meskipun sulit untuk mendapatkan data pasti dan tepat serta dapat diandalkan mengenai kerugian itu, tapi angka perkiraan jumlah nyawa hilang setiap tahun di laut itu lebih dari 1.000 orang,” katanya dalam keterangan resmi hari ini, Kamis (10/1/2013).
Hal itu dikemukakan oleh Sekimizu saat berbicara dalam pembukaan pertemuan pertama Sub Komite Perlindungan Kebakaran IMO. Sub komite Fire Protection yang menjadi salah satu satuan kerja IMO itu bertugas membahas rancangan—rancangan ketentuan soal pencegahan kebakaran di kapal-kapal.
Dia menegaskan kepada para delegasi bahwa menjadi visinya untuk mengurangi separuh dari angka nyawa melayang di laut sekaligus memberantas serangan bajak laut dan memastikan pembebasan semua sandera.
Pada 2015, katanya, IMO menargetkan angka korban di laut itu bisa turun hingga 50% seiring dengan berbagai upaya yang akan dilakukan.
“Sebuah target yang ambisius tetapi dapat tercapai. Masalah ini dapat diatasi dalam simposium IMO tentang keselamatan kapal pada Juni mendatang dan akan dilanjutkan mengidentifikasi mekanisme yang dapat membantu mencapai target itu,” katanya.
Langkah lain guna merealisasikan target itu di antaranya melaksanakan protokol Torremolinos untuk meningkatkan keselamatan kapal penangkap ikan dan bekerja sama dalam bidang keselamatan fery atau kapal penyeberangan.
Protokol keselamatan kapal ikan itu baru dibahas dalam konferensi diplomatik di Cape Town, Afrika Selatan pada 9 Oktober—11 Oktober tahun lalu oleh IMO yang merupakan badan khusus PBB yang bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran dan pencegahan polusi dari kapal ini.
Protokol 1993 ini berkaitan dengan Konvensi Internasional untuk Keselamatan Kapal Pengangkap Ikan atau disebut 1977 Torremolinos International Convention for the Safety of Fishing Vessels.
Sehubungan dengan serangan pembajakan dan penyanderaan, Sekimizu juga mendesak kepada seluruh pemerintah dari negara anggota IMO aktif dalam memberikan kapal angkatan laut untuk mempertahankan pasukan perlindungan laut sampai risiko serangan bajak laut hilang dari Samudera Hindia dan Teluk Aden.
Sekimiziu juga menegaskan dukungannya terhadap inisiatif PPB dan masyarakat internasional dalam membantu Somalia, salah satu negara asal pembajak laut, guna menghidupkan kembali hukum dan ketertiban serta perbaikan ekonomi.
Selain itu, kepada negara—negara di Afrika Barat diharapkan dapat meningkatkan keamanan maritim guna mengatasi pembajakan di perairan tersebut. (sut
0 Response to "BAJAK LAUT Renggut Nyawa 1.000 Pelaut"
Posting Komentar