Marine Surveyor & Inspection Services

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)
Marine Surveyor

DPR: Anggaran Pertanian Rp 20 Triliun Tapi Masih Impor Singkong, Memalukan!

DPR: Anggaran Pertanian Rp 20 Triliun Tapi Masih Impor Singkong, Memalukan!

Jakarta - Adanya impor singkong yang dilakukan Indonesia dianggap memalukan. Kementerian Pertanian yang mendapatkan anggaran Rp 20 triliun kinerjanya tak signifikan.

"Sangat memalukan, Indonesia yang luas seperti ini, subur seperti ini, apa sulitnya menanam singkong," kata Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Golkar Anton Sihombing yg bekas Pelaut itu ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/12/2012).

Lebih menyedihkan lagi, kata Anton, sangat sedikit kementerian yang saat ini anggarannya mencapai Rp 20 triliun setahun. Harusnya Kementerian Pertanian bisa bekerja lebih maksimal.

"Apalagi yang paling menyedihkan Kementerian Pertanian mendapatkan anggaran besar sekali Rp 20 triliun, di mana sayang sedikit Kementerian yang mendapatkan dana sebesar itu, tapi kinerjanya sampai saat ini tidak signifikan," tegas Anton.

Dia mengatakan, kenaikan anggaran yang diberikan kepada Kementerian Pertanian cukup tinggi. Di 2009, Kementerian Pertanian mendapatkan anggaran Rp 3,1 triliun, tahun ini naik menjadi Rp 20 triliun.

"Tapi kenyataannya singkong saja masih impor, apa itu tidak memalukan," cetus Anton.
DPR: Anggaran Pertanian Rp 20 Triliun Tapi Masih Impor Singkong, Memalukan!
Namun ada tanggapan yg positif nih,
yang ngomong begini pasti tidak tau apa2 ttg pertanian dan bisnis singkong ...

Yang diimpor itu adalah singkong industri yg harganya sangat murah (rasanya gak enak dan beracun kalo dimakan langsung), dihargai paling tinggi Rp. 600 per kg! Dengan harga semurah itu, TIDAK ADA PETANI KITA YG MAU MENANAMNYA. Karena petani kita ogah menanam singkong industri, ya mau gak mau pabrik2 menggunakan singkong impor.

Yang ditanam petani kita itu adalah singkong konsumsi yg rasanya enak dan bisa dimakan. Beda dgn singkong industri, singkong2 jenis konsumsi biasanya dijual mentah atau dijual ke pabrik kripik, dan sejenisnya. Harganya ditingkat petani jauh lebih mahal daripada singkong industri, makanya petani hanya mau menanam singkong konsumsi.

Umumnya singkong industri diolah menjadi tapioka yg harganya cuman Rp. 3500-5000 per kg. Dengan harga produk yg murah, maka biaya produksi harus ditekan, utamanya bahan baku utama yakni singkong. Tidak mungkin pabrik tapioka menggunakan singkong konsumsi yg harganya bisa mencapai Rp. 1000-1500, sementara petani tidak mungkin mau menanam singkong industri yg harganya murah.

Jadi gak aneh kalo pabrik2 tapioka kemudian beli singkong industri dari negara lain,

Nah, ane demen kalo yg ngomong org yg kompeten kek gini, daripada cuap2 ga jelas kek org golkar di artikel itu.

Singkong industri, biasanya disebut singkong karet ato turunannya, itu kalo diukur panjangnya bisa 1 meter. Jangan bandingkan dg singkong yg agan2 skalian makan jadi singkong keju itu, jauuuuuh!

Yang mesti kita sadari, tepung dari singkong ini diolah lebih lanjut menjadi mocaf (modified cassava flour), wonocaf, dan nama2 lainnya. Intinya hasil olahan itu akan jadi substituen terigu dari gandum yg skrg kata Dahlan Iskan impornya udah 6juta ton/tahun. Nah nilai strategisnya disini, sama2 impor tapi kalo singkong ke depan bakalan dibudidayakan, tapi kalo impor gandum, lagi2 kata Dahlan, kita shodaqoh ke petani2 kaya di aussie, USA dll.

Jadi bapak Anton yg terhormat, cermati dulu langkah2 di bidang persingkongan ini, sebelum nyap2an ga jelas. Maksud hati cari panggung, eh salah masuk panggung, malu dung !!

Related Posts :

0 Response to "DPR: Anggaran Pertanian Rp 20 Triliun Tapi Masih Impor Singkong, Memalukan!"

Posting Komentar

Program Perhitungan Minyak Petroleum Create your own banner at mybannermaker.com!
bisnis tiket pesawat online Peluang Bisnis Tiket Pesawat
Draft Survey Software untuk Pelaut

cek tiket pesawat murah