Kapal Tanker MT. Jelita Bangsa Di Tangkap Bea Cukai Saat Kencing Di Batam
Berita Kapal Pelaut 2014 - Informasi baru terkait perkembangan penangkapan Kapal Tanker MT. Jelita Bangsa yang di sewa oleh Pertamina untuk memuat minyak mentah cair yang dimuat dari Pelabuhan Dumai untuk menuju ke Terminal Pertamina di Balongan dikabarkan ditangkap oleh pihak berwenang pengawas Bea dan Cukai dari Kantor Cabang Karimun di Batam karena kencing atau memindahkan muatan minyak yang ada di kapal tanker MT. Jelita Bangsa ke kapal kecil penerima minyak bunker club kapal tanker MT. Ocean Maru
|
Kapal Tanker MT. Jelita Bangsa Di Tangkap Saat Kencing Di Batam |
Pada Selasa 3 Juni 2014 lalu, Bea Cukai Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau beserta Kepolisian menangkap usaha penyelundupan minyak terbesar dalam sejarah. Siapa kapal yang menyelundupkan minyak ini?
Dalam
siaran pers Ditjen Bea dan Cukai, Kamis (5/6/2014), kapal yang
ditangkap bernama MT Jelita Bangsa dengan bendera Indonesia. Kapal ini
menyelundupkan minyak mentah yang berasal dari sumur milik Chevron
Pacific Indonesia di Dumai.
Harusnya, kapal tanker tersebut
mengirimkan minyak mentah ke kilang Pertamina di Balongan, Jawa Barat.
Minyak ini telah menjadi milik Pertamina. Namun, ternyata kapal tersebut
malah mengirimkan minyaknya ke sebuah kapal bernama MT Ocean Maju.
Kegiatan ini ilegal.
Menurut Bea Cukai, MT Jelita Bangsa
merupakan kapal dengan panjang 232 meter yang disewa oleh PT Pertamina
(Persero). Kapal ini dimiliki oleh PT Trade Maritim Tbk (TRAM).
Kapal ini membawa 59.507,66 metrik ton minyak mentah. Pada saat
ditangkap, minyak yang ditransfer ke MT Ocean Maju telah mencapai 800
metrik ton.
Sementara untuk MT Ocean Maju ini menurut Bea Cukai tidak terdaftar.
Potensi
kerugian dari minyak yang diselundupkan MT Jelita Bangsa mencapai Rp
450 miliar. Dan ini berimplikasi pada berkurangnya pasokan bahan baku
BBM dalam negeri.
Ada 2 orang tersangka yang diamankan, yaitu
nakhoda dan mualim MT Jelita Bangsa, serta nakhoda dan bungker clark MT
Ocean Maju. Penyelidikan ini masih berjalan.
Sebelunya, Kapusdik
Reskrim Polri Kombes Pol Alex Sampe mengatakan, selain minyak mentah,
ada juga BBM yang diselundupkan oleh kapal MT Jelita Bangsa ini.
Perusahaan
pemilik kapal MT Jelita Bangsa yang tertangkap oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai Tanjung Karimun di perairan Malaysia, karena kedapatan
menyelundupkan minyak mentah. Dan PT Pertamina akan segera mengambil
tindakan yang tegas atas kejadian tersebut.
Pengakuan terbaru Pertamina cukup mencengangkan. Ternyata minyak dari
kapal tanker MT Jelita Bangsa yang ditangkap Bea Cukai karena berusaha
menyelundup ke Malaysia bukan milik Pertamina. Nah lho...
Seperti
diketahui sebelumnya, tanker MT Jelita Bangsa milik PT Trada Maritim
Tbk ini disewa Pertamina untuk mengangkut 402 ribu barel minyak dari
sumur Chevron di Dumai, dan dibawa ke Kilang Balongan. Namun tanker ini
malah bergerak ke perbatasan Malaysia untuk menyelundup.
Penyelundupan
minyak tersebut dilakukan dengan cara 'mengencingi' minyak ke tanker
lain. Minyak yang sudah mengalir MT Jelita Bangsa ke kapal MT Ocean Maju
mencapai 800 ton dari yang direncanakan 1.000 ton. Saat proses transfer
minyak mentah tersebut terjadi, aparat Bea Cukai Tanjung Balai Karimum
menangkap seluruh nahkoda dan kapten kedua kapal tersebut.
Pertamina
selaku pihak yang menyewa MT Jelita Bangsa terus mengikuti perkembangan
penyelidikan oleh Direktorat Bea Cukai Tanjung Balai Karimun.
"Dalam
perkembangan penyelidikan, kami dapat informasi dipastikan kargo minyak
milik kami 402.000 barel tersebut masih utuh dan tersegel, belum
terbuka dan bukan minyak yang dijual oleh MT Jelita Bangsa ke MT Ocean
Maju," ucap Vice President Corporate Communication Pertamina Ali
Mundakir kepada detikFinance, Selasa (10/6/2014).
Ali
mengatakan, tentunya menjadi pertanyaan pihaknya, minyak dari mana dan
milik siapa yang dijual oleh MT Jelita Bangsa sebanyak 1.000 ton
"Minyak
1.000 ton itu bukan jumlah kecil, kami juga bertanya-tanya dari mana
itu minyak mentah berasal, karena bukan dari kargo minyak yang kami
beli, dari perusahaan mana, dari sumur mana, itu kita juga tidak tahu,"
ujarnya.
Ali meminta aparat penegak hukum baik Bea Cukai dan
Kepolisian dapat mengungkap semua ini, Pertamina sangat mendorong
masalah ini dibuka selebar-lebarnya dan transfaran.
"Kami tidak
ingin dijadikan kambing hitam, disalahkan masyarakat. Seperti kasus MT
Marta Global tahun lalu itu kargo minyak kami utuh, tidak berkurang
seliterpun, tapi dari mana minyak yang diselundupkan sampai sekarang
juga nggak diketahui, jadi kami ingin itu terungkap siapa yang bermain
selama ini," tutupnya.
"Kita telah kirimkan
surat peringatan kepada pemilik kapal, kalau benar terbukti
menyelundupkan minyak, maka kami akan putus kontrak dan blacklist tidak
akan pernah kami gunakan lagi jasanya," tegas Vice President Corporate
Communication Pertamina, Ali Mundakir.
Pekan lalu, terjadi
upaya penyelundupan minyak ke Malaysia oleh kapal MT Jelita Bangsa.
Seharusnya, kapal tanker tersebut mengirimkan minyak mentah ke kilang
Pertamina di Balongan, Jawa Barat. Namun ternyata kapal tersebut malah
dikirim ke sebuah kapal bernama MT Ocean Maju. Ali menegaskan kembali,
Pertamina tidak akan rugi, karena sudah ada kontrak.
Ada sejumlah orang
yang diamankan terkait aksi penyeludupan, yakni nakhoda dan mualim MT
Jelita Bangsa, serta nakhoda dan bungker clark MT Ocean Maju dan
penyelidikan sampai saat ini masih dalam proses
Kapal tanker MT Jelita Bangsa yang disewa PT
Pertamina (Persero) 'raib' dari Pelabuhan Ketapang, Kanwil DJBC khusus
Kepri. Kapal berbendera Indonesia yang berbobot 51.647 ton dengan
panjang 232 meter, lebar 42 meter dan bernomor IMO (International
Maritime Organization) 8917821 tersebut, milik PT Trade Maritim Tbk
(TRAM) dengan nakhoda berinisial Iv yang merupakan warga Batam.
Kapal
yang disebut merupakan milik warga Batam beriniasial 'A' itu
diberangkatkan dari sumur Chevron Pacific Indonesia (CPI) Dumai, Riau,
menuju ke Kilang Balongan, Jawa Barat, Senin (2/6/2014) pukul 9.00 WIB
lalu, dengan membawa 59.507,66 metrik ton Crude Oil (minyak mentah-red).
Hanya
saja, saat berada di sebelah utara Pulau Karimun Anak, Kabupaten
Karimun, Selasa (3/6/2014) dini hari, Kapal tanker MT Jelita Bangsa
dibelokkan ke arah Malaysia dengan cara mematikan vessel tracking (alat
pelacak-red) yang telah terpasang di kapal tanker tersebut.
Malangnya,
saat bertransaksi di perairan East OPL (Out Port Limit) dengan
mentransfer 800 metrik ton atau sekitar 1000 ton minyak mentah ke MT
Ocean Maju, melalui Ship To Ship (STS), Tim gabungan yang terdiri dari
Kanwil DJBC khusus Kepri, Mabes Polri, SP4 dan Satgas BBM berhasil
menggerebeknya.
Selain mengamankan 59.507,66 metrik ton
minyak mentah dari kedua kapal tersebut, petugas juga mengamankan BBM
jenis solar sebanyak 59.888 metrik ton. Sehingga potensi kerugian dari
minyak yang diselundupkan MT Jelita Bangsa mencapai Rp450 miliar dan itu
berimplikasi pada berkurangnya pasokan bahan baku BBM dalam negeri.
Dari
dua kapal tanker yang diamakan, tim gabungan berhasil mengamankan
sebanyak 36 kru kapal tanpa perlawanan. Sebanyak 26 orang merupakan kru
kapal tanker MT Jelita Bangsa dan 10 lainnya crew MT Ocean Maju yang
satu diantaranya merupakan kapten kapal.
Ironisnya, pejabat teras
di Kanwil DJBC khusus Kepri tidak bersedia memberikan komentar, terkait
raibnya kapal berukuran raksasa tersebut. "Siang Pak, penanganan
perkara ada di Pak Budi/ Kabid Penyidikan," terang Kabid Penindakan dan
Sarana Operasi (PSO), Agus Wahyono, kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (10/6/2014) melalui pesan singkat, ketika dipertanyakan keberadaan kapal berukuran raksasa tersebut.
Pantauan
dari pantai Pak Imam Meral, hanya MT Ocean Maju, yang disebut-sebut tak
terdaftar, saja yang ada di Pelabuhan Ketapang, Kanwil DJBC Khusus
Kepri. Itupun jaraknya sekitar 500 meter dari daratan. Sehingga,
keputusan melego-jangkarkan MT Jelita Bangsa ke lokasi lain, menjadi
sebuah pertanyaan besar. Sebab kapal berukuran besar lainnya seperti KM
Sinabung, juga melakukan lego jangkar di perairan Pelabuhan Ketapang,
Kanwil DJBC khusus Kepri.
Sebelumnya, sumber di Kanwil DJBC
khusus Kepri menjelaskan, berdasarkan pengakuan nakhoda Iv asal Batam,
pernah beberapa kali kencing BBM. Untuk harga sekali kencing, Iv mengaku
mengikuti harga pasar minyak internasional. Namun begitu, ada sedikit
perlakuan istimewa bagi kapal tanker langganan kencing MT Jelita Bangsa berupa penurunan harga sedikit di bawah harga pasar internasional.
Sumber
juga mengatakan, MT Jelita Bangsa saat ini berada di perairan Karimun
atau tepatnya di perairan area Ship to Ship (STS) Karimun. Sebab melihat
kondisi fisiknya, tidak memungkinkan memasuki perairan depan Kantor
Wilayah DJBC Khusus Kepri di Kecamatan Meral sebagai lokasi parkir.
"Takutnya
kandas kalau dipaksakan (ke Kanwil DJBC Khusus Kepri). Satu-satunya
lokasi yang pas yaitu area STS yang memang lokasinya parkirnya
kapal-kapal berbadan besar di Karimun," ujar narasumber di internal DJBC
Khusus Kepri itu kepada salah satu wartawan di Karimun.
PT Pertamina (Persero) akan mem-blacklist perusahaan pemilik
kapal MT Jelita Bangsa yang tertangkap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Tanjung Karimun di perairan Malaysia, karena kedapatan menyelundupkan
minyak mentah.
"Kita telah kirimkan surat peringatan kepada pemilik kapal, kalau benar
terbukti menyelundupkan minyak kami akan putus kontrak dan blacklist
tidak akan pernah kami gunakan lagi jasanya," tegas Vice President
Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, Selasa (10/06).
Seperti dilaporkan Detik.com, pekan lalu, terjadi upaya
penyelundupan minyak ke Malaysia oleh kapal MT Jelita Bangsa.
Seharusnya, kapal tanker tersebut mengirimkan minyak mentah ke kilang
Pertamina di Balongan, Jawa Barat. Namun ternyata kapal tersebut malah
dikirim ke sebuah kapal bernama MT Ocean Maju. Ali menegaskan kembali,
Pertamina tidak akan rugi, karena sudah ada kontrak.
Ada sejumlah orang yang diamankan terkait aksi penyeludupan, yakni
nakhoda dan mualim MT Jelita Bangsa, serta nakhoda dan bungker clark MT
Ocean Maju. Penyelidikan ini masih berjalan.
Kapal tanker berbadan raksasa, MT Jelita Bangsa yang disewa PT Pertamina
(Persero) diduga sudah beberapa kali melakukan penyelundupan dan
kencing bahan bakar minyak (BBM).
Berdasarkan pengakuan nakhoda
asal Batam itu, ia pernah beberapa kali kencing BBM, hanya saja berapa
kali, Iv mengaku tidak ingat.
"Berdasarkan pengakuan Iv, Nakhoda
MT Jelita Bangsa, ia pernah beberapa kali kencing minyak tapi berapa
kali, ia masih bungkam dan ngaku lupa," ujar narasumber di internal
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepri, Sabtu (7/6/2014).
Untuk
harga sekali kencing, Iv mengaku mengikuti harga pasar minyak
internasional. Namun begitu, ada sedikit perlakuan istimewa bagi kapal
tanker langganan kencing MT Jelita Bangsa berupa penurunan harga sedikit
di bawah harga pasar internasional.
"Jangan salah, mereka
(penyelundup minyak mentah) juga melek (tahu) harga pasar internasional,
hebat kan? Tapi bagi kapal langganan, biasanya harganya diturunkan
sedikit dari harga pasar internasional," kata sumber itu lebih lanjut.
MT Jelita Bangsa saat ini telah berada di perairan Karimun atau tepatnya di perairan area Ship to Ship (STS) Karimun.
Tanker
yang diduga menyelundupkan minyak mentah milik negara itu tidak
memungkinkan memasuki perairan depan Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepri di
Kecamatan Meral sebagai lokasi parkir dikarenakan ukurannya yang begitu
besar, panjang sekitar 200 meter dan tinggi sekitar puluhan meter.
"Takutnya
kandas kalau dipaksakan (ke Kanwil DJBC Khusus Kepri). Satu-satunya
lokasi yang pas yaitu area STS yang memang lokasinya parkirnya
kapal-kapal berbadan besar di Karimun," ujar narasumber di internal DJBC
Khusus Kepri itu.
0 Response to "Kapal Tanker MT. Jelita Bangsa Di Tangkap Saat Kencing Di Batam"
Posting Komentar