Pemuda Papua Diimbau Masuk BP2IP SorongBupati Kabupaten Sorong, Papua Barat, Dr Stefanus Malak M Si minta agar pemuda di Papua Barat dan daerah lainnya di kawasan timur Indonesia mau dididik di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong. Pasalnya, saat ini lapangan kerja, khususnya PNS, makin sulit karena kuotanya terbatas. Satu-satunya peluang besar pekerjaan adalah di bidang kelautan (berlayar--Red) dan media pendidikannya adalah melalui BP2IP Kementrian Perhubungan, kini berada Saoka, Sorong. "Ini peluang pekerjaan bagi para pemuda di kawasan Timur Indonesia. Karena, negara kita adalah negara kepulauan maka bidang kelautan merupakan potensi besar untuk mempekerjakan tenaga kerja di bidang pelayaran. Dan, kesempatan besar untuk mendidik tenaga kerja dibidang pelayaran saat ini sudah ada di Sorong. Tidak seperti sebelum ini, harus mengenyam pendidikan tersebut di Makasar atau di Pulau Jawa," kata Bupati Malak di Sorong, kemarin pagi. Kepala Seksi Penyelenggara Diklat & Kesiswaan BP2IP Saoka Sorong, Captain Faisal Saransi MT M Mar, ketika dikonfirmasi, mengatakan, kehadiran lembaga pendidikan dan pelatihan ini untuk mendidik para pemuda di Papua dan sekitarnya menjadi pelaut yang profesional. "Untuk keterwakilan daerah siswa, putra Papua 80 persen dan 20 persennya adalah para pendatang," kata Faisal. Namun demikian, BP2IP Saoka Sorong saat ini menerima siswa bukan saja dari Papua dan Papua Barat. Tapi, siswa dari Maluku, NTT, NTB, Bali, Sulawesi hingga Jawa dan Aceh. Dikatakannya, di BP2IP Sorong saat ini siswa dididik untuk fasih berbahasa Inggris dan Jepang. Karena, kapal asing yang mempekerjakan tenaga kerja pelaut itu dengan persyaratan harus bisa berbahasa inggris mau pun bahasa Jepang. Angkatan pertama yang sudah menginjak semester IV, siswanya 64 orang semuanya sudah lancar berbahasa Inggris dan Jepang. Serta profesional di bidangnya apakah nautika atau mesin. Rencana wisudah September tahun ini, langsung sudah disiapkan pekerjaan sehingga para siswa tak lagi kesulitan mencari pekerjaan. Tenaga pengajar saat ini 25 guru tetap dan guru bantu dari navigasi, Adpel dan beberapa dosen dari perguruan tinggi setempat. Sehingga, tak ada masalah karena tenaga pengajar sudah benar-benar profesional di bidangnya. Seorang siswa, Agus yang ditemui wartawan, mengaku bahasa Inggris dan bahasa Jepang benar-benar ditanamkan kepada para siswa BP2IP Sorong. "Saya bersyukur karena dengan bersekolah di BP2IP Saoka Sorong ini, kini saya sudah bisa berbahasa Inggris dan jepang. Semoga para pemuda Papua dan Papua Barat lainnya mau masuk di BP2IP Sorong ini untuk meraih masa depan yang lebih baik lagi dari sekarang ini," kata Agus.
0 Response to "Pemuda Papua Diimbau Masuk BP2IP Sorong"
Posting Komentar