Jakarta - Perusahaan swasta yang bergerak di bidang logistik PT Zadasa International berencana mendatangkan 1.500 kapal berukuran 1.500-3.000 Teus dari China. Perusahaan yang diketuai oleh Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog, Natsir Mansyur akan melakukan ini dalam 5 tahun ke depan.
Natsir yang merupakan Direktur Utama PT Zadasa mengatakan, pihaknya akan menggelontorkan dana sekita Rp 15 triliun untuk pembelian kapal ini. Pendanaannya akan didapatkan dari pinjaman perbankan.
"Bank-nya bisa BUMN, Mandiri, kita belum kesana. Tapi saya sudah tanda tangan kontrak dengan China selama 5 tahun," ungkap Natsir saat ditemui di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (28/1/2013).
Kenapa tidak mengandalkan kapal dalam negeri? Natsir mengatakan, kebutuhan kapal ini adalah hal mendesak. Menurutnya, produsen kapal di Indonesia dinilai lambat.
"Kalau di Indonesia itu paling 1 tahun bisa memproduksi 3 sampai 5 kapal. Jadi kita itu melakukan shortcut," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog ini.
Ia mengatakan, dalam waktu dekat, mulai tahun ini akan didatangkan 500 kapal setiap tahunnya. Hal ini dilakukan untuk melakukan program sea shore shipping yang diprogramkan pemerintah, yaitu untuk memberdayakan pelabuhan-pelabuhan kecil di Indonesia agar biaya logistik menjadi lebih murah.
"Misalnya Merak-Bakauheni, yang macet jalan tol (biaya naik). Jadi lebih baik pergunakan
Dengan begitu, biaya logistik dapat dikurangi. Namun, dia mengharapkan pemerintah dapat mempercepat pembangunan infrastrukturnyan yaitu pelabuhan.
"Jadi pemerintah siapkan infrastrukturnya 40 pelabuhan. Karena ini bagian MP3EI (masterplan percepatan, perluasan pembanguna ekonomi Indonesia), dan kita siapkan sarananya yaitu kapalnya," pungkas Natsir.
0 Response to "Produksi Dalam Negeri Lambat, Pengusaha Pilih Impor Kapal dari China"
Posting Komentar