Ice Slurry Sebagai Pendingin Ikan Nelayan
Terdapat dua aspek lain yang mempengaruhi kwalitas ikan selain pendinginan, yaitu pengerjaan dan kebersiahan. Pengerjaan yaitu memotong bagian yang terluka untuk mencegah efek bakteri, sedangkan kebersihan dapat dilakukan dengan menghilangkan sumber bakteri dengan langsung membersihkan ikan setelah ditangkap dan menggunakan peralatan yang higienis. Namun dari ketiga efek diatas, efek pendinginan sangat dominan dalam menjaga kwalitas ikan.
Pendinginan ikan pada kapal ikan tradisional biasanya menggunakan es batu dan es flake. Dewasa ini,
ice slurry menjadi pilihan populer terbaik karena performa
ice slurry lebih baik dibanding es flake untuk menjaga kualitas ikan.
Ice slurry sebagai pendinginan ikan dapat menjaga agar tidak ada udara antara ikan dan es, sehingga pendinginan ikan menjadi cepat karena luas permukaan bidang kontak lebih besar dan pertumbuhan bakteri menjadi lebih lambat yang membuat memperpanjang daya hidup ikan. (Wang et al,.1999).
Selain itu, karena pembuatan
ice slurry dengan pemberian konsentrasi larutan, maka titik beku dari larutan yang lebih rendah membuat secara biologi mengaktifkan fungsi protein dan material probiotik dijaga dari bahaya panas (T.Vajda,.1999).
Fungsi lain dari
ice slurry terhadap pendinginan ikan adalah waktu pendinginan ikan tiga kali lebih cepat dibanding es flake untuk menurunkan sampai temperatur 2
oC (J Paul,.2002).
Skema Instalasi Ice slurry Sistem Untuk Kapal Ikan (Wang et al,.1999)
Es Generator berfungsi sebagai alat penukar kalor dari air laut ke refrigeran sampai temperatur 8
oC, kemudian air laut dengan temperatur rendah tersebut mengalir dengan bantuan pompa ke tangki lebih besar untuk menurunkan temperatur. Pada tanki tersebut biasa disebut tangki
harvest (pemanen), karena pada tangki ini sistem pembuat
ice slurry berada, misalnya
scraper dan
auger shaft yang membantu mengambil
ice slurry yang timbul di dinding tangki. Tangki harvest biasanya dilengkapi oleh injeksi air laut untuk mendorong fraksi es yang berada diatas liquid karena masa jenisnya yang lebih rendah menuju tangki ketiga. Kemudian fraksi es pada tangki ketiga tersebut dicampur dengan air laut dan diaduk agar temperatur tetap terjaga, penambahan air laut ke tangki ketiga yang penuh dengan fraksi es karena faktor teknis dan produk yang didinginkan.
Batas Tidak Layak Makan Terhadap Temperatur Penyimpanan Ikan (Masyamsir, 2001)
Pemasangan alat pembuat
ice slurry di kapal ikan biasanya untuk kapal nelayan berukuran besar (nelayan bulanan). Namun untuk di Indonesia pemanfaatan
ice slurry dapat diaplikasikan pada kapal motor (inboard motor). Tidak semua ukuran kapal dapat memanfaatkan alat pembuat
ice slurry karena beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, antara lain :
- Tingkat kestabilan kapal.
- Penambahan draft/kedalaman.
- Jumlah hasil tangkapan ikan rata-rata.
- Lama dan jangkauan mencari ikan.
- Luas ruangan yang tertutup dan terbuka.
- Tingkat ekonomi.
- Kearifan lokal pengguna alat.
Ukuran
kapal ikan diatas 20 GT di Indonesia berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan (2010) berjumlah sekitar 155.922 unit atau 26 % dari total kapal ikan di Indonesia. Sistem nelayan di Indonesia dapat disebut gotong royong yang digambarkan dengan pemilik kapal mengajak saudara-saudara dan tetangga yang tidak mempunyai penghasilan untuk ikut berlayar. Dengan kata lain selain, faktor diatas juga harus dipertimbangkan tentang sifat masyarakat Indonesia. Harapanya adalah pendapatan nelayan dapat naik dengan penambahan teknologi namun tidak menghilangkan nilai gotong royong pada nelayan. Karena dengan teknologi baru bisa dimungkinkan pengurangan anggota nelayan pada kapal tersebut.
Kapal Ikan berukuran sekitar 20 GT di Muara Angke (Data Pribadi)
0 Response to "Ice Slurry Pendingin Ikan Nelayan"
Posting Komentar