Padang, Padek—Sebanyak 45 penumpang kapal LAL 1, berbendera Sri Lanka kembali terdampar di perairan internasional, sekitar 219 mil sebelah Barat Sipora, atau dan 291 mil dari Padang. Mesin kapal mereka mati dan diduga telah kehabisan makanan.
Sebelumnya, kapal ini diderek oleh kapal cargo bermerek New Orleans. Karena mereka meminta ditarik ke Australia, akhirnya kapal cargo ini meninggalkan kapal Sri Lanka di perairan Mentawai dan meneruskan perjalanan ke Jakarta.
Hingga kemarin (26/12), pihak Indonesia Media Control Center (IDMCC) Badan SAR Nasional berkoordinasi dengan pihak Rescue Coordination Centre (RCC) Australia untuk menentukan langkah yang akan diambil untuk menyelamatkan mereka.
Kapal itu terdeteksi berada di titik koordinat 03.389 90 Selatan-096.18.09 Timur. “Setelah kami kehilangan koordinat di mana kapal itu berada, siang kemarin (26/12) kami kembali mengetahui keberadaan kapal itu. Saat ini kami telah berkoordinasi dengan aparat berwajib di Kepulauan Mentawai,” ujar kata Kapten Kapal Basarnas RP214–Padang 01, Andri Wanto, kemarin (26/12).
Kata Andri Wiranto, informasi yang didapatkan Basarnas bahwa pihak RCC Australia menginginkan kapal berbendera Sri Lanka tersebut dibawa ke perairan Australia. Karena masih berada di perairan bebas, siapa pun berhak membawa kapal itu.
“Pengakuan kapten kapal cargo New Orleans, mereka terpaksa lego jangkar di perairan bebas selama 72 jam untuk membujuk kapal berbendera Sri Lanka itu menepi, tapi mereka tidak mau. Kapal cargo tersebut kini telah sandar di Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta,” ujar Kepala Seksi Operasional Basarnas Sumbar, Jasril, pada Padang Ekspres, kemarin (26/12).
Jasril mengaku khawatir dengan kondisi penumpang kapal karena cuaca buruk. Diduga mereka telah kehabisan makanan setelah beberapa hari terkatung-katung di lautan. apalagi, ombak diperkirakan mencapai 4-5 meter. “Basarnas masih menunggu informasi dari kapten kapal Sri Lanka itu. Kalau mereka masih tetap bertahan, ya terpaksa kami biarkan saja,” tegasnya.
Kapolres Mentawai AKBP Cucuk Trihono membenarkan telah menerima laporan dari Basarnas, Selasa (25/12) sore. “Kapal LAL 1 ini berada di luar perairan Indonesia, sehingga kami tidak bisa melakukan pengamanan terhadap kapal tersebut. Sebab, perairan laut tersebut sudah masuk batas teritorial antara Indonesia dan Australia,” katanya.
Kapal berbendera Sri Lanka dengan nomor lambung LAL 1, diduga membawa imigran gelap. Kapalnya mengalami kerusakan mesin di Samudera Hindia, Minggu (23/12) sore, sehingga terombang-ambing di laut lepas, di luar perairan Indonesia. Kapal LAL 1 Sri Lanka ini terlacak setelah kapten kapalnya mengirim sinyal SOS.
Ini adalah kapal berbendera Sri Lanka ketiga yang terkatung-katung di laut lepas dan diduga membawa imigran gelap. Sebelumnya, kapal mesin yang membawa 53 orang warga negara asing (WNA), ditemukan terdampar oleh nelayan Desa Malakkopa, Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai di perairan gugusan Pulau Sibegeu, 31 Agustus lalu.
Sementara pada 30 Agustus juga ditemukan kapal terdampar dan membawa 45 orang imigran dengan tujuan Australia. Jika kapal pertama karena menderita kerusakan mesin, kapal ke-2 ini diduga kehabisan bahan bakar. (*)
Penumpang Kehabisan Makanan
jangan lupa pasang cv dan resume pelaut anda di http://www.forumpelaut.com/Forum-Put-Your-Resume-and-Curriculum-Vitae-Here
BalasHapus