Banyuwangi, DMC - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meninjau PT. Lundin Industry Invest, yaitu salah satu perusahaan swasta nasional yang memproduksi kapal patroli cepat yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam kunjungan tersebut Menhan didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kasal Laksamana TNI Soeparno meninjau pembuatan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran pesanan TNI AL.
Kunjungan dilaksanakan usai meninjau latihan Latihan Kesenjataan Terpadu (Latsendu) dan menghadiri acara serah terima Tank Amfibi BMP-3F di Situbondo, Banyuwangi, Sabtu (11/12). Selain Panglima dan Kasal, turut pula Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto S.IP, MA, dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan, Mabes TNI dan Mabes AL..
Dalam peninjauannya, Menhan dan rombongan diterima PimpinanPT. Lundin Industry Invest John Ivar Allan Lundin dan jajaran stafnya. Dengan dipandu oleh John Ivar Allan Lundin, Menhan dan Panglima TNI secara langsung meninjau proses pembuatan KCR Trimaran, Sea Raider, Combat Boat pesanan TNI AL.
Ditanya wartawan usai peninjauan, Menhan mengatakan pengadaan KCR Trimaran ke PT. Lundin Industry Invest ini adalah pengadaan untuk yang pertama kali, untuk itu masih diujicoba kemampunannya. Menurut Menhan, apabila dalam pengujian ini berhasil dengan baik maka selanjutnya kedepan Kemhan berkeinginan untuk mengembangkannya lebih lanjut.
Sementara itu Kasal juga mengatakan, TNI AL membutuhkan beberapa kapal jenis KCR Trimaran ini, namun untuk tahap pertama terlebih dahulu akan dilakukan uji coba untuk mengetahui bagaimana manfaat, kelebihan dan kekurangannya. “Karena pengadaan kapal Trimaran ini baru kali ini, oleh karena itu perlu kajian lebih lanjut setelah kapal ini dipakai nanti”, ungkapnya.
KCR Trimaranyang mulai dibuat awal 2010 itu memiliki ukuran panjang 63 meter dan lebar 15 meter. KCR Trimaran memiliki kapasitas 31 orang dan satu tim pasukan khusus. Kapal dijadwalkan selesai pada bulan Desember 2010 untuk memperkuat Alutsista TNI AL dalam rangka mendukung pertahanan dan keamanan laut Indonesia.
Kapal senilai Rp 250 miliar itu dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Penambahan kapal ini sebagai bagian dari percepatan alat-alat pertahanan TNI dengan melibatkan perusahaan di dalam negeri, baik milik pemerintah dan perusahaan swasta nasional.
Sedangkan PT. Lundin Industry Invest pembuat KCR Trimaran merupakan perusahaan yang telah berdiri di Banyuwangi sejak tahun 2004 dan telah memproduksi 72 unit kapal untuk militer, SAR dan kapal pesiar. Selain melayani TNI AL, berbagai produksinya diekspor ke Australia, Brunei, Thailand, dan Malasyia.(BDI/PGN)
Kunjungan dilaksanakan usai meninjau latihan Latihan Kesenjataan Terpadu (Latsendu) dan menghadiri acara serah terima Tank Amfibi BMP-3F di Situbondo, Banyuwangi, Sabtu (11/12). Selain Panglima dan Kasal, turut pula Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto S.IP, MA, dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan, Mabes TNI dan Mabes AL..
Dalam peninjauannya, Menhan dan rombongan diterima Pimpinan
Ditanya wartawan usai peninjauan, Menhan mengatakan pengadaan KCR Trimaran ke PT. Lundin Industry Invest ini adalah pengadaan untuk yang pertama kali, untuk itu masih diujicoba kemampunannya. Menurut Menhan, apabila dalam pengujian ini berhasil dengan baik maka selanjutnya kedepan Kemhan berkeinginan untuk mengembangkannya lebih lanjut.
Sementara itu Kasal juga mengatakan, TNI AL membutuhkan beberapa kapal jenis KCR Trimaran ini, namun untuk tahap pertama terlebih dahulu akan dilakukan uji coba untuk mengetahui bagaimana manfaat, kelebihan dan kekurangannya. “Karena pengadaan kapal Trimaran ini baru kali ini, oleh karena itu perlu kajian lebih lanjut setelah kapal ini dipakai nanti”, ungkapnya.
KCR Trimaran
Kapal senilai Rp 250 miliar itu dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Penambahan kapal ini sebagai bagian dari percepatan alat-alat pertahanan TNI dengan melibatkan perusahaan di dalam negeri, baik milik pemerintah dan perusahaan swasta nasional.
Sedangkan PT. Lundin Industry Invest pembuat KCR Trimaran merupakan perusahaan yang telah berdiri di Banyuwangi sejak tahun 2004 dan telah memproduksi 72 unit kapal untuk militer, SAR dan kapal pesiar. Selain melayani TNI AL, berbagai produksinya diekspor ke Australia, Brunei, Thailand, dan Malasyia.(BDI/PGN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar