INILAH.COM, Karimun - Kecelakaan kapal laut kembali terjadi di perairan Karimun. KM Wira Indah GT 104 muatan peralatan PLN, dua sepeda motor dan barang-barang kelontong lainya tenggelam di perairan antara Pulau Sugie dan Pulau Moro, Karimun, Kamis (14/12) sekitar pukul 10.30 WIB. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Nakhoda dan enam ABK kapal berhasil diselamatkan Lanal Tanjungbalai Karimun.
Informasi di lapangan, kapal tersebut berangkat dari Pulau Guntung, Riau hendak menuju ke Tanjungpinang sekitar pukul 08.00 WIB. Namun ketika melintasi di perairan itu, tiba-tiba dihantam gelombang setinggi 3 meter. Akibatnya lambung kapal bagian kanan bocor. Air mulai masuk ke kapal milik PT Lapo Batang hingga oleng dan tenggelam.
Nakhoda kapal, Syaiful Asral mengaku ia sudah berusaha mengendalikan kapal. Namun hantaman gelombang membuat air masuk ke kapal hingga haluan kapal menukik ke dalam laut dan tenggelam.
Diceritakannya, semula kondisi cuaca di laut cukup cerah dengan ketinggian gelombang masih normal. Namun, sekitar pukul 13.00 WIB, cuaca berubah mendadak yang ditandai datangnya angin kencang sehingga memicu gelombang tinggi hingga menghantam kapal hingga tenggelam.
Untungnya, datang bantuan dari TNI AL, Syahbandar dan nelayan setempat sehingga nyawa mereka bisa tertolong.
Danlanal Tanjungbalai Karimun Letkol Laut (P) Sawa melalui Palaksa Mayor Laut (P) Ashari Sunan Abidin mengatakan, begitu mendapat informasi kapal tenggelam, anggota Pos Pengamat Pembantu (Posmattu) TNI AL Moro bersama anggota Syahbandar dan nelayan setempat bergerak menuju ke lokasi untuk mengevakuasi para awak kapal.
"Seluruh Tim SAR dari Posmattu, Syahbandar dan nelayan berusaha keras menyelamatkan nakhoda dan ABK kapal tersebut," kata Ashari.
Usaha tersebut membuahkan hasil, nakhoda dan ABK kapal beserta sebagian muatan kapal naas itu berhasil diselamatkan dan dibawa ke Moro.
Catatan Haluan Kepri, kecelakaan kapal laut di perairan antara Pulau Sugie dan Pulau Moro, Karimun sudah sering terjadi. Sebelumnya KM Suryadi GT 18 muatan sembako dan barang-barang kelontong tenggelam di perairan, Selasa (24/7) lalu. Nakhoda dan ABK kapal berhasil diselamatkan.
Sehari sebelumnya, Kamis (13/12), gelombang tinggi disertai hujan dan angin kencang menghantam puluhan rumah warga yang berada di bibir Pantai Pulau Setunak, Desa Tulang, Kecamatan Karimun. Dari 10 rumah yang terbuat dari itu, dua di antaranya hancur dan sudah tidak bisa dihuni lagi. Bahkan beberapa perabot rumah seperti kursi dan lemari hanyut ke laut
Rumah yang hancur itu milik Paizat dan Indra. Sementara rumah yang lantainya terbongkar adalah milik Bakhtiar Kasmin, Kasmiran, Paknen, Usman, Zubaidah, Munah dan Jumari. Semua warga tinggal di RT 01 RW 04, Pulau Setunak.
Kamsiah, pemilik rumah yang hancur mengaku masih trauma dengan hantaman gelombang ke rumahnya tersebut. Saat ini ia masih tinggal di rumah saudaranya. " Kami masih trauma, kami harus mulai dari awal lagi membangun rumah itu," katanya.
Sementara warga lainnya, Kardi menyebutkan, saat gelombang besar menghantam Pulau Setunak, pompongnya tengah ditambatkan di tiang pelantar rumah tiba-tiba putus tali. Untung saja, dirinya sempat melihat pompongnya itu terbawa arus laut sehingga ia menarik kembali pompong itu ke daratan. [ton]
0 Response to "Kapal Muatan Kelontong Tenggelam di Karimun"
Posting Komentar