Semarang (ANTARA News) - Sejarawan Asep Kambali mengatakan masyarakat Indonesia agar jangan cuma bisa sombong memiliki nenek moyang pelaut ulung, tetapi tidak memiliki keinginan mengembangkan kejayaan maritim.
"Di pelajaran-pelajaran sejarah sering disebutkan nenek moyang bangsa kita adalah seorang pelaut. Sebesar 70 persen wilayah Indonesia juga merupakan perairan," katanya di Semarang, Rabu (17/10).
Hal tersebut diungkapkannya usai menjadi pembicara dalam gathering sekaligus memperkenalkan program "Dji Sam Soe Jelajah Mahakarya Indonesia" yang berlangsung di Hotel Gumaya Tower Semarang.
Namun, kata pendiri Komunitas Historia Indonesia itu, kenyataannya pembelajaran di sekolah-sekolah selama ini tidak mengajarkan pendidikan kelautan seiring dengan penguatan potensi kelautan yang dimiliki.
"Kapan Indonesia bisa bisa memiliki kapal induk seperti negara lain? Wilayah kelautan kita kan sangat luas," ungkapnya.
Menurut dia, pendidikan memegang peranan penting dalam membangun bangsa lebih maju. Akan tetapi, kenyataannya proses pendidikan yang ada selama ini jauh dari harapan karena semata-mata membangun badan (fisik).
"Coba cermati lirik lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman, `Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya`. Berarti jiwa dulu yang harus dibangun, baru badannya. Kenyataannya, pembangunan jiwa justru terlupakan," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan jiwa yang dimaksud adalah penanaman karakter, nasionalisme, dan nilai-nilai luhur bangsa, salah satunya bisa ditempuh dengan pembelajaran sejarah tentang nilai-nilai kepahlawanan.
"Nasionalisme itu bisa diukur melalui pemahaman pengetahuan yang bersifat kognitif, sikap, dan tindakan. Sikap, misalnya bagaimana reaksi atas klaim kebudayaan Indonesia dari negara lain," katanya.
Kalau menyikapi klaim itu dengan penolakan, kata dia, masih ada rasa nasionalisme. Akan tetapi, jika bersikap seakan tak peduli, perlu dipertanyakan apakah masih semangat nasionalisme yang dimilikinya.
"Pembelajaran sejarah juga penting untuk menguatkan rasa nasionalisme. Untuk menjadi gubernur, senator di Amerika Serikat harus lulus tes sejarah. Sekarang ini, apakah Indonesia juga ada seperti itu," kata Asep.
Sementara itu, Manager Area Marketing PT H.M. Sampoerna Wilayah Semarang Daniel Kristianto menjelaskan bahwa program "Dji Sam Soe Jelajah Mahakarya Indonesia" merupakan apresiasi atas kekayaan alam dan budaya Indonesia.
"Kekayaan alam Indonesia, seperti barisan pegunungan, pantai, dan laut yang sangat indah, kemudian warisan budaya, mulai keraton, candi, hingga kesenian. Kami mengajak untuk mengapresiasi kekayaan ini," katanya.
Pada tahun ini, kata dia, Dji Sam Soe akan mengajak 36 pemenang untuk mengikuti program ini, yakni menikmati keindahan warisan budaya khas Yogyakarta dan Lombok untuk merasakan keindahan alam daerah itu.
"Kami berikan kesempatan pada siapa saja untuk mendaftar mulai 17 September hingga 17 November 2012. Pada program serupa tahun lalu, kami hanya mengajak 12 pemenang. Melihat antusias peserta tahun ini, kami tambah," kata Daniel.
Pendaftaran program "Dji Sam Soe Jelajah Mahakarya Indonesia" bisa dilakukan di gerai-gerai Dji Sam Soe yang ada di 43 kota di Indonesia, atau bisa melalui situs "www.djisamsoe.com". (ZLS/D007)
0 Response to "JANGAN CUMA SOMBONG MILIKI MOYANG PELAUT"
Posting Komentar