-Buku Pelaut(seaman books)
bagi yang akan ke LUAR NEGERI :
-PASSPORT
-US VISA
-YELLOW FEVER VAKSIN
-ENGLISH CERTIFICATE (More advantage)
Buku Pelaut disebut juga seaman book. Ada juga yang menyebut CDC. Secara garis besar bisa di artikan sebuah buku yang wajib dimiliki seorang pelaut dan berisi semua track record pemilik selama berlayar dan di syahkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang. Dalam hal ini pengesahan dilakukan oleh syahbandar atau dirjen hubla di gedung karya, jl. merdeka barat, jakarta pusat.
Didalam buku pelaut berisi :
1. identitas pemilik
2. Pengesahan dan masa berlaku buku pelaut dari pejabat berwenang
3. catatan khusus
4. catatan kesehatan
5. Daftar Ijasah pemilik
6. Pengalaman berlayar ( sea service )
7. Sea service di buku sebelumnya
8. Dan catatan-catatan lain..
Dimana mengambil buku pelaut?
Di semua syahbandar pelabuhan besar Indonesia
Surabaya, Priok, Merak Dll.. Di Dirhen Hubla, gedung karya, merdeka barat, Jakpus
Informasi sementara Untuk semarang, belum di buka
Apa syarat membat buku pelaut?
Persyaratan buku pelaut, yang saya ingat yaitu :
1. Foto 5 x 5 = 4 lembar
2. Foto 3 x 4 = ? lembar
3. SKCK dari kepolisian
4. Akta kelahiran – Asli ( ditunjukan )
5. Ijasa terakhir – Asli di tunjukan dan Foto copy
6. Sudah tentu, Uang
Berapa Biaya pembuatan buku pelaut?
Yang ini saya tidak tahu pasti berapa.. Tiap pelabuhan berbeda. Belum ada Standarniasi Biaya buku pelaut di Indonesia.. Ada yang 150, 200 ribu dan di Semarang (dulu) lebih mahal lagi!!
Seharusnya di era trasparansi seperti ini, semua biaya harus transparan dan terbuka
Saya baru saja perpanjangan buku pelaut dikantor syahbandar semarang biaya 100 rb sedang dijakarta kalau urus langsung sendiri adalah 50rb, dan disyahbandar semarang juga kalau membuat baru 350rb dan penggantian 450rb, ada saya ketemu kawan mau memasukkan data ijazah kedalam buku pelaut adalah 100rb perijazah lah kalau ada 3 ijazah ya tinggal dikalikan saja, memang seharusnya perlu standarisasi biaya untuk pengurusan buku pelaut, dan memang tidak ada transparasi khususnya disyahbandar semarang. kalau dijakarta tg priok sudah oke banget, kita tidak lagi bingung untuk urus sendiri formulir disiapkan dan stopmaf, disemarang mesti distop oleh penjaga buku tamu, dan berbagai alasan yang atasan tidak ada dikantorlah atau lagi keluarlah, seolah-olah sulit, bagaimana mau maju negara ini kalau masih menganut paham begitu, seperti JADUL aza...hehe.TRANPARANSI DONG...BERAPA BIAYA DAN LOKET MANA YANG HARUS DITUJU JANGAN BELUM-BELUM SUDAH DIPOTONG LANGKAHNYA DIPINTU MASUK..HADEEUUH.
BalasHapusItulah kepribadian Asli Daerah Semarang mas bro...banyak menyesatkan orang yang kurang tau..kalo gak percaya coba tanya2 arah jalan atau alamat pasti deh di sesatin. ditambah lagi budaya korup dan umpet2an...padahal gak ada untungnya lho berbuat gitu.
BalasHapusKalau perpanjang buku pelaut tanpa pemilik atau di wakilkan bisa gak ya???
BalasHapus