
Ancaman kelaparan terjadi akibat kapal pengangkut barang sudah selama dua minggu tidak berani berlayar ke pulau terluar tersebut.
Hingga saat ini, sebanyak 125 penumpang yang merupakan warga Pulau Enggano masih terlantar di pelabuhan Pulau Baai Bengkulu akibat kapal penumpang Pulo Tello tidak bisa berlayar dengan alasan gelombang tinggi di perairan Samudra Hindia mencapai empat meter.
Sahrul,40, salahseorang warga Enggano di Bengkulu, Minggu (13/1), mengatakan warga Enggano berada di Kota Bengkulu, sudah selama dua minggu hingga saat ini belum tahu kepastian kapan dapat berlayar ke Pulau Enggano kembali karena kapal Pulo Tello tidak bisa berlayar karena gelombang tinggi.
"Saya ke Bengkulu untuk berbelanja kebutuhan keluarga dan sekolah anak-anak. Sedangkan selama dua minggu ini persediaan makanan keluarga di Enggano sudah mulai habis. Dan keluarga lainnya terancam kelaparan akibat tidak ada kapal yang berlayar membawa persediaan makanan," katanya.
Selain terancam kekurangan stok bahan makanan, banyak anak sekolah yang belum bisa masuk sekolah karena mereka sedang berlibur baik ke Enggano maupun dari Enggano ke Kota Bengkulu.
Kekhawatiran juga terjadi pada penumpang lainnya yang merupakan warga Enggano, karena kepastian mereka untuk berlayar menuju Enggano belum pasti. Selain akibat gelombang yang tinggi mereka juga mendapat kabar bahwa kapal Pulo Tello akan menuju Jakarta untuk melakukan docking (perbaikan kapal) dan untuk kapal penggantinya belum jelas.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Provinsi Bengkulu Eko Agusrianto di Bengkulu, Minggu (13/1) mengatakan, warga Engggano untuk saat ini belum dapat kembali berlayar menuju kampung halamannya akibat cuaca ekstrim yang masih terjadi hingga saat ini.
"Hingga saat ini kapal belum dapat berlayar ke Pulau Enggano. Sesuai dengan instruksi dari BMG bahwa gelombang laut masih tinggi sehingga dapat membahayakan pelayaran," katanya. (MY/OL-2)
0 Response to "Ribuan Warga Enggano Bengkulu Terancam Terisolir"
Posting Komentar