Jakarta, Padek—Ulah nekat WNI di Malaysia menumpang kapal nelayan untuk menuju Indonesia berakibat fatal. Diduga karena kelebihan bobot muatan dan standar yang tidak layak, kapal dengan rute Johor-Batam itu tenggelam di sekitar perairan Tanah Tinggi, Johor Malaysia. Dari sepuluh penumpang tewas yang ditemukan, empat orang telah teridentifikasi.
Kronologi insiden ini masih simpang siur. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengaku kesulitan menelusuri kapan dan dari titik mana perahu ini berangkat. Kemenlu sampai sekarang juga belum bisa memastikan berapa jumlah WNI yang menumpang kapal nelayan itu. “Sebab informasi sementara tidak ada saksi mata atau penumpang yang selamat dalam insiden ini,” tandas juru bicara Kemenlu Michael Tene kemarin (20/12).
Tene mengatakan, kapal yang mengalami musibah ini bukan kapal resmi sejenis very atau kapal lainnya. Sehingga tidak ada rekaman jadwal keberangkatan, manifest penumpang, dan dokumen kelengkapan standar lainnya. Bahkan, dia juga menyebutkan kapal ini tidak memiliki radio komunikasi. Sehingga saat tenggelam sama sekali tidak terlacak oleh pelabuhan terdekat atau kapal-kapal lainnya.
Menurut Tene, kabar terbaru pihak otoritas Malaysia baru menemukan sepuluh korban tewas dalam keadaan terapung di lautan. Penemuan korban ini mulai 18 Desember lalu. Sampai saat ini masih terus dilakukan pencairan korban.
Data resmi Kemenlu menyebutkan, dari sepuluh korban tewas yang ditemukan, empat di antaranya sudah teridentifikasi.
“Yang teridentifikasi itu sudah dipastikan WNI. Tetapi status mereka itu TKI, pelajar, penduduk tetap, atau wisatawan belum diketahui,” katanya.
Setelah berhasil mengidenfikasi, pihak KJRI di Johor sudah menghubungi keluarga korban di tanah air. Kabarnya keempat korban tewas yang sudah dipastikan WNI itu berasal dari Lombok dan Sampang, Pulau Madura, Jatim. Tene mengatakan, jika proses pemulangan korban yang sudah teridentifikasi ini difasilitasi Kemenlu.
Dari kejadian ini, Tene meminta seluruh WNI yang ada di Malaysia untuk menggunakan jalur resmi ketika akan keluar masuk negeri jiran itu. “Jangan menggunakan fasilitas angkutan yang ilegal, karena standar keamanannya tidak terjamin,” kata dia. Tene meminta para WNI tidak mempertaruhkan nyawanya.
Menurut Tene, kuat dugaan para WNI yang menumpang kapal nelayan ini adalah ilegal atau tidak dilengkapi dokumen imigrasi resmi. Bagi WNI yang ilegal ini, tentu akan kesulitan keluar masuk Malaysia jika melalui pintu resmi. “Jadi jalan satu-satunya melalui jalur yang sering disebut jalur tikus. Alat transportasinya juga seadaanya,” ujar Tene.
Dia menyebut, alat transportasi yang kerap dipakai adalah kapal nelayan. Kapal jenis ini mungkin memenuhi standar jika hanya digunakan untuk kepentingan menangkap ikan. Tetapi rawan jika digunakan untuk mengangkut orang dalam jumlah besar dan menempuh rute yang panjang.
Di bagian lain, Minister Konselor Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur Suryana Sastradiredja memaparkan, dua korban tewas yang pertama teridentifikasi adalah satu laki-laki asal Lombok bernama Achmad Marwin, 33 tahun. Korban kedua adalah Norhasanah Nafi asal Sampang. Keduanya berhasil dikenali karena memiliki paspor. “Untuk Norhasanah yang berusia 14 tahun, sudah diklaim keluarganya. Keluarganya kebetulan adalah penduduk tetap (permanent residence) di Malaysia. Mereka baca koran, lalu langsung bisa mengidentifikasi. Jenazahnya sekarang sudah dibawa ibunya,” ungkapnya.
Kemarin, dua lagi korban berhasil diidentifikasi. Seorang korban laki-laki bernama Sudarman dan korban perempuan bernama Wilda. Kedua korban tersebut dikenali berkat klaim dari pihak keluarga masing-masing. Keluarga Sudarman yang tinggal di Kuala Lumpur telah memastikan identitas pria berusia 23 tahun asal Lombok tersebut. “Wilda yang usianya 24 tahun, juga dikenali pihak keluarganya yang tinggal di Ulu Tiram, Johor,” jelasnya.
Suryana menyimpulkan, setidaknya tinggal enam TKI yang belum teridentifikasi jenazahnya. Namun, senada dengan pihak Kemenlu, dia juga menolak berspekulasi ketika ditanya soal penyebab kecelakaan serta jumlah penumpang kapal. “Kita tidak bisa berspekulasi penyebab tenggelamnya apa dan jumlah penumpangnya berapa. Karena sampai sekarang belum ditemukan korban yang hidup yang bisa kita mintai keterangan. Tapi yang jelas sampai sekarang pihak KJRI dan pihak terkait di Malaysia masih terus melakukan pencarian sekaligus berupaya mengidentifikasi korban yang telah ditemukan,” imbuh dia. (wan/ken/jpnn)
0 Response to "Kapal Tenggelam, 10 WNI Tewas "
Posting Komentar