Marine Surveyor & Inspection Services

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)
Marine Surveyor

Kapal Tenggelam, 10 WNI Tewas

Kapal Tenggelam, 10 WNI Tewas
Tim SAR Malaysia mengevakuasi jenazah korban
Jakarta, Padek—Ulah nekat WNI di Ma­laysia menumpang kapal nelayan untuk menuju Indonesia berakibat fatal. Diduga karena kelebihan bobot mua­tan dan standar yang tidak layak, kapal dengan rute Johor-Batam itu tenggelam di sekitar perairan Tanah Tinggi, Johor Malaysia. Dari sepuluh penumpang tewas yang ditemukan, empat orang telah teridentifikasi.

Kronologi insiden ini masih sim­pang siur. Kementerian Luar Negeri (Ke­menlu) mengaku kesulitan mene­lu­suri kapan dan dari titik mana per­a­hu ini berangkat. Kemenlu sampai se­ka­rang juga belum bisa memastikan be­rapa jumlah WNI yang menumpang ka­pal nelayan itu. “Sebab informasi se­mentara tidak ada saksi mata atau pe­num­pang yang selamat dalam insi­den ini,” tandas juru bicara Kemenlu Michael Tene kemarin (20/12).

Tene mengatakan, kapal yang me­ngalami musibah ini bukan kapal res­mi sejenis very atau kapal lainnya. Se­hingga tidak ada rekaman jadwal ke­berangkatan, manifest penumpang, dan dokumen kelengkapan standar lain­­nya. Bahkan, dia juga menye­but­kan kapal ini tidak memiliki radio ko­mu­nikasi. Sehingga saat tenggelam sa­ma sekali tidak terlacak oleh pela­bu­han terdekat atau kapal-kapal lainnya.

Menurut Tene, kabar terbaru pihak oto­ritas Malaysia baru menemukan se­puluh korban tewas dalam keadaan te­ra­pung di lautan. Penemuan korban ini mulai 18 Desember lalu. Sampai saat ini masih terus dilakukan pencairan kor­ban.

Data resmi Kemenlu menye­but­kan, dari sepuluh korban tewas yang ditemukan, empat di antaranya sudah teridentifikasi.

“Yang teridentifikasi itu sudah dipastikan WNI. Tetapi status mereka itu TKI, pelajar, penduduk tetap, atau wisatawan belum diketahui,” katanya.

Setelah berhasil meng­iden­fikasi, pihak KJRI di Johor sudah menghubungi keluarga korban di tanah air. Kabarnya keempat kor­ban tewas yang sudah dipas­ti­kan WNI itu berasal dari Lom­bok dan Sampang, Pulau Ma­dura, Jatim. Tene mengatakan, jika proses pemulangan korban yang sudah teridentifikasi ini difa­silitasi Kemenlu.

Dari kejadian ini, Tene me­min­ta seluruh WNI yang ada di Ma­laysia untuk menggunakan jalur resmi ketika akan keluar masuk negeri jiran itu. “Jangan menggunakan fasilitas angkutan yang ilegal, karena standar keamanannya tidak terjamin,” kata dia. Tene meminta para WNI tidak mempertaruhkan nyawanya.

Menurut Tene, kuat dugaan pa­ra WNI yang menumpang ka­pal nelayan ini adalah ilegal atau tidak dilengkapi dokumen imi­grasi resmi. Bagi WNI yang ile­gal ini, tentu akan kesulitan ke­luar masuk Malaysia jika me­lalui pin­tu resmi. “Jadi jalan satu-sa­tu­nya melalui jalur yang sering di­se­but jalur tikus. Alat trans­por­ta­sinya juga seadaanya,” ujar Te­ne.

Dia menyebut, alat trans­por­tasi yang kerap dipakai ada­lah ka­pal nelayan. Kapal jenis ini mung­kin memenuhi standar jika hanya digunakan untuk ke­pen­tingan menangkap ikan. Te­tapi rawan jika digunakan untuk me­ngangkut orang dalam jum­lah besar dan menempuh rute yang panjang.

Di bagian lain, Minister Konselor Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur Suryana Sastradiredja mem­a­par­kan, dua korban tewas yang per­tama teridentifikasi adalah satu laki-laki asal Lombok ber­nama Achmad Marwin, 33 ta­hun. Korban kedua adalah Nor­ha­sanah Nafi asal Sampang. Ke­dua­nya berhasil dikenali ka­rena me­miliki paspor. “Untuk Nor­hasanah yang berusia 14 tahun, su­dah diklaim keluarganya. Ke­luarganya kebetulan adalah penduduk tetap (permanent residence) di Malaysia. Mereka baca koran, lalu langsung bisa mengidentifikasi. Jenazahnya sekarang sudah dibawa ibunya,” ungkapnya.

Kemarin, dua lagi korban ber­hasil diidentifikasi. Seorang kor­ban laki-laki bernama Sudar­man dan korban perempuan bernama Wilda. Kedua korban ter­sebut dikenali berkat klaim dari pihak keluarga masing-ma­sing. Keluarga Sudarman yang tinggal di Kuala Lumpur telah me­mastikan identitas pria ber­usia 23 tahun asal Lombok ter­sebut. “Wilda yang usianya 24 ta­hun, juga dikenali pihak ke­luar­ganya yang tinggal di Ulu Tiram, Johor,” jelasnya.

Suryana menyimpulkan, se­tidaknya tinggal enam TKI yang belum teridentifikasi jena­zah­nya. Namun, senada dengan pi­hak Kemenlu, dia juga me­nolak be­r­spekulasi ketika ditanya soal pe­nyebab kecelakaan serta jum­lah penumpang kapal. “Kita tidak bisa berspekulasi penye­bab tenggelamnya apa dan jum­lah penumpangnya berapa. Ka­rena sampai sekarang belum dite­mukan korban yang hidup yang bisa kita mintai keterangan. Tapi yang jelas sampai sekarang pihak KJRI dan pihak terkait di Malaysia masih terus mela­ku­kan pencarian sekaligus ber­upaya mengidentifikasi korban yang telah ditemukan,” imbuh dia. (wan/ken/jpnn)

0 Response to "Kapal Tenggelam, 10 WNI Tewas "

Posting Komentar

Program Perhitungan Minyak Petroleum Create your own banner at mybannermaker.com!
bisnis tiket pesawat online Peluang Bisnis Tiket Pesawat
Draft Survey Software untuk Pelaut

cek tiket pesawat murah