
Jakarta - Setelah dipecat oleh Ketum PD Anas Urbaningrum, Ruhut Sitompul tak memiliki posisi apapun di DPP PD. Namun Ruhut masih saja meminta Anas mundur dari posisi Ketum PD. Apakah Anas benar-benar akan mengeluarkan Ruhut dari keanggotaan di PD?
"Aku tetap mau Anas harus mundur daripada dimundurkan partai, kita tunggu saja," kata Ruhut kepada wartawan, Senin (17/12/2012).
Menurut Ruhut, pidati Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di puncak perayaan HUT PD ke-11 seharusnya menyadarkan Anas. Bahwa seorang SBY pun kini telah pesimis PD akan menang di Pemilu 2014.
"Dengarkan Pak SBY, malau dong Anas harusnya setelah Bapak bilang kita nggak akan menang. Kemarin Foke kalah di Jakarta, semua Pilkada yang dia turun kalah loh. Tapi dia sesumbar terus menang," kata Ruhut.
"Anas bilang target 30 persen, terus Bapak bilang target 15 persen saja. Terus bapak bilang nanti akan ada konsolidasi lagi, berarti kemarin di Sentul nggak dianggap konsolidasi dong," lanjut Ruhut.
Ruhut lantas mengenang saat dirinya menjadi salah satu tim sukses Anas di Kongres PD Bandung tahun 2010 silam. Lantas kenapa Ruhut akhirnya memilih mendesak Anas mundur?
"Aku dulu pasang badan buat Anas, tapi begitu dia bermasalah, aku yang pertama jatuhkan," katanya.
Ruhut sudah kehilangan jabatan penting di DPP PD. Kehadiran Ruhut di Silatnas PD Sentul Jumat (14/12) lalu bahkan menuai penolakan. Pendukung Anas mengusir Ruhut dari ruang Silatnas PD dan mendesak Anas mengeluarkan Ruhut dari keanggotaan PD.
Ruhut Nyaris Dikeroyok Kader Demokrat
Diusir Pendukung Anas dari Silatnas Bogor
JAKARTA – Posisi Ruhut Sitompul di Partai Demokrat, benar-benar digoyang. Tak hanya dipecat dari partai, Ruhut juga diusir saat Silaturahmi Nasional (Silatnas) dan HUT Ke-11 Partai Demokrat di Sentul Convention Center (SCC), Bogor, Jawa Barat. Penyebabnya hanya satu: ”mulut besar” Ruhut yang kerap menyudutkan sang ketua umum, Anas Urbaningrum. Tapi, seperti biasa, Ruhut santai menanggapinya. Dia sesumbar, hanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang bisa memecatnya dari Demokrat.
Sejak beberapa hari sebelum acara silatnas yang dilaksanakan dua hari itu, kabar pencopotan Ruhut dari struktur DPP sebagai ketua Departemen Kominfo sudah berembus. Meski akhirnya diakui sejumlah pengurus DPP, kabar tersebut awalnya sempat mengambang. Saat ditanya, beberapa pengurus mengelak dengan menyatakan belum tahu karena hal tersebut wewenang ketua umum dan Sekjen.
Salah satu yang membenarkan pencopotan Ruhut adalah Wasekjen DPP PD Saan Mustopa. Menurut dia, keputusan diambil sekitar September lalu. ”Hanya rotasi biasa. Beliau kan sudah dikenal di mana-mana. Jadi, tidak ada masalah kalau tidak lagi di (struktur) DPP,” kilah Saan yang dikenal dekat dengan Anas Urbaningrum itu.
Sejak silatnas dibuka kemarin (14/12), polemik menyangkut posisi Ruhut di Demokrat langsung mengemuka. Sebelum tuntas acara prosesi pembukaan, dorongan agar politikus yang dikenal kontroversial ini supaya didepak dari partai sudah bergulir.
Sesaat setelah Ketua Umum Anas Urbaningrum selesai menyampaikan pidato sambutan yang dilanjutkan pemukulan gong sebagai tanda silatnas dibuka, sejumlah kader dan pengurus daerah berteriak-teriak minta Ruhut dipecat. Saat itu Ruhut ikut hadir dalam acara tersebut.
Menanggapi hal itu, politikus mantan artis sekaligus pengacara itu hanya tersenyum dan melambai-lambaikan tangan ke arah mereka yang meneriaki dirinya. Insiden tersebut hanya sempat reda sebentar ketika acara dilanjutkan dengan pembacaan doa.
Selesai acara pembukaan, kader dan pengurus daerah kembali berteriak. Kali ini lebih keras. Mereka bahkan berusaha merangsek ke depan, mendekati mantan politikus Partai Golkar tersebut. ”Usir Ruhut, usir Ruhut,” teriak beberapa di antara mereka. Ruhut nyaris dikeroyok.
Sejumlah pengurus dibantu satgas sigap membawa Ruhut keluar acara pembukaan. Meski demikian, teriakan bahkan cemoohan tetap ramai mengiringi digiringnya Ruhut keluar arena tempat acara pembukaan. ”Ruhut, urusi saja anakmu, bersihkan dirimu,” teriak sejumlah kader PD, sahut-menyahut.
Meski diusir oleh sekelompok kader, Ruhut tidak ambil pusing. Menurut dia, puluhan kader itu ditunggangi kelompok tertentu.
Secara terbuka, dia bahkan menuding bahwa kelompok yang dimaksud adalah para koruptor yang masih ada di partainya. ”Mereka cuma antek-anteknya koruptor. Saya tahu siapa di belakangnya. Mereka itu sedang kalap dikejar bayang-bayangnya sendiri,” kata politikus PD yang selama ini getol minta Anas mundur dari ketua umum.
Dengan percaya diri, hingga kemarin, Ruhut tetap yakin dirinya masih diterima di Demokrat. Karena itu pulalah, dia memutuskan tetap tidak meninggalkan arena silatnas. ”Kita tunggu saja besok (hari ini, Red) keputusan Pak SBY. Tidak ada yang bisa mecat saya selain beliau,” tandasnya.
Rencananya, SBY akan hadir di arena silatnas hari ini (15/12). Ketua dewan pembina itu akan menyampaikan pidato politik pada acara peringatan HUT PD.
”Provokator itu tidak sampai 10 orang. Salah satunya saya kenal. Dia sekretaris DPD DKI (Irfan Gani, Red). Itu orang-orang HMI,” imbuh Ruhut saat diamankan sementara sambil masih tampak terengah-engah.
Sementara itu, dalam pidato sambutannya, Anas menyinggung pentingnya menjaga soliditas partai sebagai salah satu kunci sukses partai pada 2014. ”Kita harus pastikan jaringan Partai Demokrat bergerak terkonsolidasi dengan rapi agar (sukses) 2014 bersama kita, bersama Partai Demokrat,” kata Anas disambut riuh tepuk tangan kader Demokrat.
Dia melanjutkan, selain sukses pemerintah, modal dasar partainya nanti juga didasarkan atas suksesnya konsolidasi partai secara menyeluruh. Seluruh dimensi partai, baik struktural, kultural, kader, hingga jaringan, harus berkomitmen untuk taat asas pada AD/ART. ”Perlu etika pergaulan internal yang sehat dan dewasa,” tandasnya.
Hingga saat ini, seiring dengan masih terseret-seretnya nama Anas dalam lanjutan proses hukum terhadap kasus korupsi Wisma Atlet maupun Hambalang, posisi Anas di partai masih kerap dipertanyakan. Oleh sejumlah pihak, dua kasus itu dianggap menyandera Demokrat. Atas hal itulah, Ruhut terus tampil dari internal Demokrat meminta mantan komisioner KPU itu agar legawa mundur. ”Penting, mari terus kita jaga soliditas internal kita, kebersamaan kita, keutuhan kita, kekompakan kita sebagai satu partai yang utuh,” kata Anas dalam bagian lain sambutannya di depan para kader Demokrat.
Dia menyatakan keyakinannya bahwa jika konsolidasi bisa dituntaskan menjelang 2014, partainya akan tampil semakin terlembaga sebagai partai modern. ”Bahkan, bukan saja modern, tapi juga jadi partai yang kuat dan besar,” tandas mantan ketua umum PB HMI tersebut
Ruhut diusir di Silatnas (Rengga S/ detikcom)
Jakarta - Ruhut Sitompul dipecat oleh Anas Urbaningrum dari kepengurusan DPP Partai Demokrat. Posisi Ruhut diibaratkan seperti memakan buah simalakama."Posisi Ruhut itu seperti memakan buah simalakama, 'maju kena, mundur kena'. Bila tidak dipecat berpotensi merugikan partai karena acap mengambil posisi berbeda dengan partai. Bila dipecat akan berteriak ke mana-mana menjatuhkan citra Anas," ujar pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandes saat berbincang, Minggu (16/12/2012).
Sebagai ketua umum, Anas berhak melakukan restrukturasi partai. Tapi bagi Ruhut sebagai pendukung Anas ketika Kongres PD 2012, pemecatan tersebut tentu sangat menyakitkan.
"Bila konflik Ruhut-Anas tidak teratasi secara baik, saya kira justru akan merugikan bagi PD. Sebagai media darling, Ruhut hobi bicara dan kadang komentarnya di media dalam banyak kesempatan tidak menguntungkan bagi imej partai," jelasnya.
Di internal partai, lanjut Arya, mungkin Ruhut tidak mendapatkan dukungan. Buktinya dalam acara Silatnas PD di Sentul, Bogor, Ruhut sempat diusir dari acara tersebut.
"Tapi yang berbahaya ada efek media yang ditimbulkan dari komentar-komentar Ruhut. Ruhut harus diakui adalah news maker. Dengan posisinya sebagai news maker bila konflik tidak teratasi tak tertutup kemungkinan dia akan buka borok partai," imbuhnya.
"Sebagai anggota DPR dan salah satu generasi awal PD, inner circle tim pemenangan Anas, Ruhut tentu mengetahui kartu truf dan rahasia partai dan Anas. Jadi bila akumulasi konflik Ruhut vs Anas tak teratasi dan Ruhut dikucilkan dari partai tak tertutup kemungkinan ia akan buka rahasia strategis partai," lanjutnya.
Oleh karena itu Arya menyarankan Anas mengakomodasi kebutuhan politik Ruhut di luar DPP PD. Misalnya Ruhut diberikan jabatan dalam sebuah badan otonom partai yang strategis.
"Saya kira akomodasi politik penting diberikan untuk mengerem sikap Ruhut. Salah satunya dengan menempatkan dia di badan otonom partai yang strategis.
Badan otonom itu struktur yang berbeda dengan struktur DPP tetapi masih bertanggung jawab ke ketua umum. Atau bisa saja menempatkan Ruhut sebagai dewan pembina di salah satu sayap partai," paparnya.
Seperti diketahui Ruhut dicopot dari posisinya sebagai Kepala Departemen Komunikasi dan Informasi PD. Namun Ruhut tak terima, dia baru akan menerima keputusan hanya jika pencopotan itu dilakukan oleh SBY.
Pada hari pertama pelaksanaan Silatnas Jumat (14/12), Ruhut sempat membuat heboh acara dengan datang ke tempat acara saat Anas sedang berpidato. Namun tak lama kemudian dia 'diusir' keluar.



0 Response to "Dipecat dari DPP PD, Ruhut Tetap Minta Anas Mundur "
Posting Komentar