Produksi minyak nasional menurun akibat cuaca buruk
LENSAINDONESIA.COM: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengabarkan bahwa produksi minyak nasional diperkirakan mengalami penurunan (lost product) minimal 4.900 barel per hari akibat cuaca buruk dan tingginya gelombang laut akhir-akhir ini.
Salah satunya, terjadi pada PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) yang mengalami penurunan sebesar 2.300 Barel per hari.
Deputi Pengendalian Operasi SKSP Migas, Gde Pradyana mengungkapkan, penurunan produksi di West Madura, terjadi akibat adanya gangguan cuaca disertai ombak yang tinggi dan angin kencang. Sehingga, membuat aliran listrik atau electric power di lapangan terputus, serta menyebabkan kerusakan pada kapal-kapal.
Bahkan, dilaporkan ada crew boat yang telah tenggelam, meski 4 awaknya bisa diselamatkan. Saat itu juga kapal pendukung operasi, seperti kapal akomodasi, kapal material pemboran, semua sudah diamankan dan ditarik ke Gresik.
“Di West Madura, kemarin saya dapat laporan construction bars-nya tenggelam satu, drilling juga terganggu mestinya, sehingga production lost 2300 barel per day. Sebelumnya produksi total 12000 barel/hari, blok lain selama ini reported juga alami karena cuaca buruk tapi masih bisa berjalan produksinya. Dan sekarang dalam proses drilling dan juga ada beberapa persiapan komisioning. Ada kemungkinan delay tapi dampaknya tidak signifikan,” ungkap Gde, Rabu (16/01/13).
Gde menyatakan jika penurunan produksi tersebut tidak begitu berdampak signifikan. Dan berdasarkan laporan dari banyak blok yang mengalami penurunan produksi karena cuaca buruk, produksi dinyatakan tetap berjalan. Sebelumnya, cuaca buruk produksi PHE West Madura hingga 12.000 barel per hari, namun kini menurun menjadi sekitar 9700 barel per hari.
Sementara, Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas SKSP Migas, Hadi Prasetyo, mengatakan, hal serupa juga terjadi di lapangan lain, yakni Sele Raya yang kehilangan 1.100 barel per hari akibat curah hujan tinggi hingga jalan berlumpur. Curah hujan tinggi juga membuat muka air sungai meningkat sehingga kapal pembawa minyak tidak bisa
lewat di kolong jembatan.
“PHE ONWJ juga kehilangan 800 barel per hari, akibat cuaca buruk di laut Jawa. Medco South Central Sumatra kehilangan produksi 700 barel per hari, sehingga operasional sumur terhenti,” pungkas Hadi. @Lysistrata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar