BBC MILF membantah berada di balik aksi serangan terhadap penjara di kota Kidapawan.
Seluruh awak kapal dilaporkan selamat, tetapi insiden itu dikhawatirkan merusak terumbu karang di perairan tersebut.
Pihak Kedutaan Besar AS di Manila menyebutkan, kapal USS Guardian menabrak gugusan karang di perairan Taman Laut Nasional Tubbataha di Laut Sulu, sekitar 640 kilometer sebelah tenggara Manila, Rabu (16/01/2013) malam waktu setempat. Taman laut itu telah masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Pihak US Navy mengatakan, kecelakaan terjadi saat kapal perang sepanjang 68 meter itu baru saja meninggalkan pelabuhan di Teluk Subic, yang dulu pernah menjadi pangkalan militer AS. Belum diketahui pasti apa tujuan kapal tersebut berada di Filipina, kecuali hanya disebutkan sedang menjalani "transit normal".
Angelique Songco, Kepala Dewan Manajemen Kawasan Perlindungan, mengatakan, kapal itu tidak terlihat miring atau mengalami kebocoran bahanbakar. Namun, sekitar 15 persen bagian haluan kapal tersebut terlihat terjepit di karang. "Kelihatannya kapal itu tidak rusak," tutur Songco, usai terbang di atas lokasi kandasnya kapal dengan menumpang pesawat milik Angkatan Udara Filipina.
Para awak kapal itu dilaporkan sedang berusaha mencari cara terbaik, untuk membebaskan kapal dari gugusan karang tempat ia kandas. Menurut Songco, kapal mungkin akan terlepas saat pasang naik di kawasan itu terjadi, Kamis sore ini.
Para pelaut AS di atas kapal perang itu melarang para penjaga Taman Nasional Tubbataha naik ke kapal, untuk melakukan pemeriksaan. Panggilan radio ke kapal itu juga tidak dibalas.
Belum diketahui penyebab pasti kandasnya kapal penyapu ranjau itu. "Penyebab paling mungkin adalah terjadinya misnavigasi," ujar Mayor Oliver Banaria, juru bicara militer Filipina di Pulau Palawan.
Filipina adalah salah satu sekutu utama AS di kawasan Asia Tenggara. Selama puluhan tahun di era Perang Dingin, pelabuhan Teluk Subic menjadi pangkalan US Navy, sampai tahun 1992.
Saat ini, meski sudah tidak menjadi pangkalan militer resmi, kapal-kapal militer AS masih sering berkunjung untuk beristirahat, mengisi bahan bakar, rekreasi, dan melakukan latihan militer gabungan dengan pasukan Filipina. Aktivitas itu makin meningkat di bawah kebijakan AS untuk memfokuskan kembali kekuatan militer di Asia Pasifik. (AP/AFP/DHF)
Kapal Perang AS Karam di Filipina
Foto: AFP
MANILA - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengatakan, salah satu kapal perang mereka karam karena menabrak batu karang di Filipina. Tidak ada korban dalam insiden kecil ini.
Saat ini awak buah kapal perang USS Guardian tengah berusaha untuk merencanakan cara mengeluarkan kapal tersebut dari karang secara aman. Kapal ini menabrak gugusan karang yang dianggap langka.
USS Guardian karam di Taman Nasional Laut Tubbataha. Wilayah tersebut dianggap sebagai warisan dunia yang berada di Laut Sulu dan berjarak sekira 640 kilometer sebelah tenggara Ibu Kota Filipina, Manila.
"Kapal ini baru saja berlabuh dan melakukan perbaikan di Teluk Subic," ujar seorang mantan pelaut AS yang berdomisili di Manila, seperti dikutip Associated Press, Kamis (17/1/2013).
Kapal perang ini memiliki misi yang berbahaya yaitu membersihkan ranjau laut. USS Guardian bisa berlabuh di Jepang dengan cakupan operasi hingga negara asia dan sebagian asia tenggara.
Tidak jelas kerusakan yang dialami oleh gugusan karang akibat karamnya kapal tersebut. Sebelumnya, kapal milik Greenpeace juga pernah karam di lokasi yang sama dan langsung didenda.
Saat ini awak buah kapal perang USS Guardian tengah berusaha untuk merencanakan cara mengeluarkan kapal tersebut dari karang secara aman. Kapal ini menabrak gugusan karang yang dianggap langka.
USS Guardian karam di Taman Nasional Laut Tubbataha. Wilayah tersebut dianggap sebagai warisan dunia yang berada di Laut Sulu dan berjarak sekira 640 kilometer sebelah tenggara Ibu Kota Filipina, Manila.
"Kapal ini baru saja berlabuh dan melakukan perbaikan di Teluk Subic," ujar seorang mantan pelaut AS yang berdomisili di Manila, seperti dikutip Associated Press, Kamis (17/1/2013).
Kapal perang ini memiliki misi yang berbahaya yaitu membersihkan ranjau laut. USS Guardian bisa berlabuh di Jepang dengan cakupan operasi hingga negara asia dan sebagian asia tenggara.
Tidak jelas kerusakan yang dialami oleh gugusan karang akibat karamnya kapal tersebut. Sebelumnya, kapal milik Greenpeace juga pernah karam di lokasi yang sama dan langsung didenda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar