Senin, 26 Desember 2011

Kapal Tenggelam di Kuba dan Rusia, Puluhan Tewas


Sedikitnya 41 orang tewas dalam dua kecelakaan laut terpisah, Sabtu (24/12/2011) dan Minggu (25/12/2011). Kecelakaan pertama terjadi di lepas pantai Kuba, yang menewaskan tak kurang dari 38 orang, sementara kecelakaan kedua terjadi di lepas pantai Rusia timur, melibatkan kapal yang diawaki orang Indonesia, dan menewaskan sedikitnya tiga orang.

Militer Kuba terus mencari korban yang hilang hingga hari Minggu, setelah sehari sebelumnya Kesatuan Penjaga Pantai Kuba menemukan kapal yang sudah setengah tenggelam, sekitar 100 meter lepas pantai Point Maisi di pantai timur Kuba. Mereka menemukan 38 korban tewas, yang terdiri atas 21 laki-laki dan 17 perempuan.

Para korban diduga adalah migran yang mengungsi dari Haiti menggunakan kapal yang tak terawat. Tim penyelamat Kuba berhasil menyelamatkan 87 orang, termasuk empat anak-anak dan tujuh perempuan. Mereka kini dirawat di kamp migran di Point Maisi.
Awak Indonesia
Sementara pada Minggu pagi, sebuah kapal berbendera Kamboja tenggelam di perairan Selat La Perouse, yang terletak antara Laut Okhotsk dan Laut Jepang. Kementerian Keadaan Darurat Rusia menyatakan telah menemukan tiga jenazah awak kapal tersebut, sementara lima orang lainnya masih hilang.
Dari delapan awak kapal bernama Ginga itu, lima di antaranya diketahui berasal dari Rusia, sementara sisanya adalah warga negara Indonesia. Dua korban tewas dipastikan sebagai orang Rusia, sementara satu korban lagi belum teridentifikasi.

Kecelakaan, yang diduga disebabkan cuaca buruk dan gelombang besar ini, terjadi hanya sepekan setelah sebuah anjungan pengeboran minyak lepas pantai milik Rusia terbalik dan tenggelam di wilayah perairan yang sama. Sedikitnya 17 orang ditemukan tewas dalam insiden tersebut, dan 36 orang masih hilang dan dikhawatirkan juga sudah tewas.

Kapal Ginga diketahui berangkat dari pelabuhan di Jepang dan berlayar melalui wilayah perairan Rusia. Menurut Nikolay Sukhanov, pejabat Serikat Pekerja Pelayar Rusia, melihat ukuran, bendera, dan rute kapal, diduga kuat kapal tersebut sedang melakukan penangkapan ikan ilegal di wilayah perairan di sekitar perbatasan Rusia dan Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar