Marine Surveyor & Inspection Services

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)
Marine Surveyor

BI dan TNI AL 'Berantas' Uang Tak Layak di Pulau-pulau Terpencil Papua

BI dan TNI AL 'Berantas' Uang Tak Layak di Pulau-pulau Terpencil Papua
Perbatasan RI-PNG (Foto: Suhendra)

Jakarta - Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan pelaut TNI AL melakukan operasi kas keliling dan sosialisasi keaslian uang ke pulau-pulau terpencil di Papua-Ternate mulai tanggal 7-16 Februari 2013. Kas keliling bertujuan menarik atau menukarkan uang-uang tak layak yang beredar di masyarakat.

Kegiatan ini merupakan operasi yang kelima kali dilakukan oleh BI bersama TNI AL. Pulau-pulau yang dilewati antaralain Pulau Supiori, Pulau Bras, Sorong, Pulau Waigeo, Pulau Gebe, Pulau Joronga, dan Pulau Ternate, dengan dukungan Kapal TNI AL KRI Sultan Nuku.

"Jadi hitungannya bukan ekonomis, tapi soal kedaulatan negara, bagaimana rupiah jadi legal trader di seluruh wilayah kita, itu yang kita lakukan," kata Direktur Eksekutif Pengedaran Uang BI Lambok Antonius Siahaan di Jayapura, Kamis (7/2/2013)

Ia mengatakan selama ini mekanisme penarikan kembali uang-uang yang tak layak di masyarakat khususnya di pulau-pulau terpencil belum terjangkau oleh bank-bank umum, karena selain memakan biaya distribusi juga soal keamanan. Untuk itu BI sejak 2011 menggencarkan program kas keliling ke wilayah-wilayah terpencil yang tak terjangkau transportasi reguler.

"Kas keliling biasanya kita lakukan pada hari-hari besar, sekarang (pulau terpencil) bersama kapal AL, karena tak ada yang reguler transportasinya, pengedaran uang berbeda dengan barang lainnya, kita ada persyaratannya," katanya.

Rencananya untuk kas keliling kali ini akan 'disebar' uang senilai Rp 7 miliar dalam kondisi 'segar' atau Hasil Cetak Sempurna (HCS). Uang sebesar itu mencakup pecahan Rp 20.000 maupun pecahan kecil lainnya, akan ditukarkan dengan uang yang tak layak seperti kondisinya yang sudah lusuh, ada sobekan, terpotong hingga tiga bagian, ada lubang bekas stapler dan lain-lain.

Sementara itu Kepala Perwakilan BI Jayapura Hasiholan Siahaan mengatakan secara hukum soal pengedaran uang layak di seluruh Indonesia sebagai implementasi dari UU Mata Uang. Pengedaran uang juga terkait juga dengan eksistensi kedaulatan sebuah negara terutama di Pulau-pulau terisolir di Indonesia.

"Awalnya (lepasnya) Pulau Sipadan dan Ligitan, dari situ salah satu barang bukti eksistensi kedaulatan negara adalah mata uang," kata pria yang biasa disapa Olan ini.

Ia menuturkan, kas keliling di kawasan-kawasan terisolir yang tak memiliki akses transportasi memang mau tidak mau harus dilakukan oleh BI dan bekerjasama dengan TNI AL. Alasannya sangat tidak ekonomis jika dilakukan dengan pola komersial, misalnya untuk kas keliling ke Pulau Miangas paling utara Indonesia, dengan nilai hanya Rp 2 miliar namun membutuhkan biasa distribusi hingga puluhan juta rupiah.

"Tantangan disini (pulau terpencil) berbeda kemana-mana mahal. Rencananya kita juga siasati, kerjasama dengan AU, selain melalu transportasi air," katanya. Sebelumnya BI sudah menggelar kas keliling di pulau-pulau terpencil, antaralain:

1. Tanggal 24-30 Juni 2011 di perbatasan Indonesia-Filipina antaralain di Pulau Marore, Pulau Miangas, Pulau Melonguane dan Pulau Lirung. Uang yang dibawa Rp 2 miliar dalam bentuk mayoritas pecahan kecil. Operasi kas keliling tersebut menggunakan KRI Sultan Nuku milik TNI AL.

2. Tanggal 18-25 Juli 2011 Kepulauan Anambas-Natuna mencakup Pulau Jemaja, Pulau Tarempa, P. Laut/Sekatung, Pulau Ranai dan Pulau Subi.
Uang yang dibawa mencapai Rp 3 miliar sebagian besar pecahan kecil, acara ini menggunakan kapal KRI Teluk Sibolga.

3. Tanggal 4-15 Mei 2012
Kepulauan Maluku-NTT antaralain di Pulau Geser, Pulau Tual, Pulau Tanimbar, Pulau Kisar dan Pulau Wetar. Uang yang dibawa mencapai Rp 10 miliar, kapal yang digunakan KRI Untung Suropati

4. 29 Agustus-30 September 2012
Mencakup Pulau Maumere, Pulau Lembata, Pulau Buru, Pulau Morotai, Pulau Marampit, Pulau Marore dan Pulau Balabagan. Uang yang dibawa Rp 17,4 miliar menggunakan KRI Banda Aceh.
 

0 Response to "BI dan TNI AL 'Berantas' Uang Tak Layak di Pulau-pulau Terpencil Papua"

Posting Komentar

Program Perhitungan Minyak Petroleum Create your own banner at mybannermaker.com!
bisnis tiket pesawat online Peluang Bisnis Tiket Pesawat
Draft Survey Software untuk Pelaut

cek tiket pesawat murah