Marine Surveyor & Inspection Services

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)
Marine Surveyor

Non Destructive Test Uji Tidak Merusak Material

Uji Tidak Merusak Material (Non Destructive Test)

  • Radiography (X – Ray Test)
X – Ray Testing merupakan test pada hasil lasan yang bertujuan untuk mengetahui struktur bagian dalam dari lasan. X – Ray Test ini dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya cacat lasan pada bagian dalam dari lasan itu sendiri, misalnya porosity dan crack. Pemeriksaan struktur bagian dalam lasan ini dilakukan dengan media sinar X. Dan hasilnya dapat dilihat pada artifak/film dimana seluruh struktur dari bagian dalam lasan dapat terlihat.
1
Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah hasilnya berupa film fotografi yang premanen. Film yang digunakan tersebut diletakan pada bagian yang yang berlawanan pada bagian sambungan terhadap sumber sinar-X. teknik ini memberikan gambar dengan kualitas yang lebih baik dari sambungan, tetapi metode inspeksi ini memiliki kekurangan yang berbeda jika dibandingkan dengan Ultrasonic Test (UT) :
  1. Lebih mahal tiap satuan panjang dari sambungan (weld).
  2. Sangat berbahaya untuk pekerjaan struktur karena adanya radiasi.
  3. Tidak dapat digunakan untuk mencari keretakan pada bagian bersudut.
  • Dye Penetrant
Dye Penetrant merupakan test untuk mengetahui ada tidaknya crack pada weld (hasil lasan). Test ini sangat mudah dilakukan dan pelaksanaannya juga sangat singkat. Dye Penetrant terdiri dari :
  1. Pre – Treatment.
  2. Penetrant.
  3. Cleaning.
  4. Developer.
Dye Penetrant Test memiliki beberapa prosedur untuk dilakukan :
  1. Pre – Treatment (dapat berupa perlakuan panas terhadap hasil lasan yang harus dilakukan sebelum test dilakukan)
  2. Cleaning, yakni proses pembersihan pada daerah yang akan diperiksa dengan tujuan agar kotoran yang ada pada daerah tersebut tidak mengalangi cairan Penetrant (warna merah) dan Developer (warna putih).
  3. Penyemprotan Penetrant pada salah satu sisi dan kemudian dilanjutkan dengan penyemprotan Developer pada sisi yang lainnya.
  4. Terakhir, akan terlihat hasil dari test yang dilakukan. Jika terdapat/muncul warna merah seperti warna Penetrant pada sisi yang disemprotkan oleh Developer, berarti weld (hasil lasan) tidak bagus karena ditemukan adanya crack. Jika tidak muncul warna merah tersebut, maka hasil lasan tersebut sudah baik. Hasil test ini didapatkan setelah kurang – lebih 10 sampai 20 menit setelah proses penyemprotan Penetrant dan Developer.
2
  • PWHT ( Post Weld Heat Treatment )
PWHT merupakan perlakuan panas yang dilakukan untuk mengetahui besarnya suhu sebelum dilakukannya proses welding. Hal ini dimaksudkan agar pada saat dilakukan welding, suhu pada baja telah sesuai dengan standar yang digunakan. Untuk mengetahui berapa besar suhu pada baja dilakukan dengan cara menempelkan kapur khusus untuk PWHT. Jika kapur tersebut mencair pada saat ditempelkan pada pelat yang sebelumnya dipanaskan berarti suhu pada pelat tersebut sudah sesuai untuk dilakukan proses welding.
  • MPI ( Magnetic Particle Inspection )
Merupakan testing yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya crack pada weld. Magnetic Particle Inspection dapat dilakukan pada daerah yang tidak datar seperti pada pipa. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan pemancaran gelombang elektromagnetik. Dalam melakukan MPI kita harus melakukan beberapa langkah :
  1. Membersihkan area atau daerah weld ( lasan ) sebelum ditest.
  2. Setelah dibersihkan, daerah yang akan diperiksa tersebut diberikan sejenis penetrant ( warna putih ).
  3. Kemudian magnet ditempelkan di atasnya.
  4. Jika ditemukan adanya garis – garis seperti retak dan berwarna hitam atau gelap maka dapat dipastikan bahwa hasil dari lasan tersebut terdapat cacat crack.
3
Magnetic particle inspection
  • Ultrasonic Thickness Test
Pemeriksaan dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan gelombang ultrasonic dengan frekuensi tinggi yang dipancarkan, biasanya pada frekuensi sekiar 2 MHz. Gelombang yang tidak diteruskan (dipantulkan) dari dalam pelat akan memberikan reaksi balik untuk diperiksa. Waktu yang dibutuhkan untuk pemancaran ke dan dari dalam pelat tersebut dapat ditampilkan dalam layar detektor dalam arah sumbu x. Ukuran dari sinyal yang kembali memberikan beberapa indikasi dari kualitas pelat tidak diteruskannya gelombang. Hal ini akan ditampilkan dalam sumbu y.
Prinsip yang sama dapat digunakan untuk sambungan las. Perbedaannya hanya pada ukurannya yang membatasi lokasi yang akan diperiksa, dimana harus selalu pada tempat yang permukaannya halus untuk meyakinkan terpancarkannya gelombang unltrasonic. Pada sambungan unjung (butt weld) dapat diperiksa dengan menggunakan metode ini dan untuk memeriksa pada bagian dengan bentuk yang tidak merata sudah dikembangkan dengan menggunakan system komputerisasi. Metode inspeksi ini sangat sensitive dan merupakan teknik yang baik untuk inspeksi.
Ultrasonic Thickness Gouging Test.
Ultrasonic Thickness Gouging Test atau UT Gouging Test merupakan tes yang dilakukan pada pelat. UT Gouging Test ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau ukuran dari pelat yang diperiksa. Besarnya toleransi atau batas minimum dari pelat yang diperbolehkan sangat tergantung pada badan atau biro klasifikasi.
Pada test ini digunakan alat khusus yang mengahasilkan gelombang ultrasonic. Dengan mengunakan alat tersebut akan didapat berapa besar ketebalan dari pelat yang diminta. Kemudian hasilnya dapat diberikan secara stastistik melalui laporan UT Gouging, dimana kita dapat melihat besarnya ketebalan pelat yang diperiksa.
Ultrasonic Thickness Flow Test.
Ultrasonic Thickness Flow Test atau UT Flow Test hampir sama dengan UT Gouging Test, tetapi pada UT Flow Test ini kita dapat mengetahui ada tidaknya cacat  pada hasil lasan ( welding ).
Kinerja pada alat UT Flow Test juga hampi sama dengan alat yang digunakan pada UT Gouging Test, dimana pada alat tersebut menghasilkan gelombang ultrasonic. Tetapi pada alat UT Flow kita dapat mengetahui jika di dalam lasaan (welding) terjadi porosity atau crack. Alat tersebut akan memperlihatkan pada ketebalan berapa dalam sambungan (welding) yang terdapat porosity atau crack.
  • Vacuum Test
Vacuum Test merupakan test yang dilakukan pada daerah jalur lasan (welding seams) untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran atau crack. Vacuum Test ini dilakukan hanya pada welding seams yang ditemukan pada pelat yang datar ( tidak melungkung ) dan bukan pada pipa.4
Setelah proses welding, untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran maka dilakukan vacuum test, yakni pada daerah welding seams yang baru tersebut dipasang vacuum tester (alat untuk Vacuum Test). Setelah alat tersebut terpasang, alat tersebut kemudian di vakumkan (disedot udara di dalamnya) sehingga menghasilkan daya hisap yang tinggi.
  • Air Test
Untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada tangki dapat dilakukan Air Test (dengan tekanan udara). Misalnya, jika terjadi proses perbaikan atau repair pada sebuah tangki dimana terjadi proses welding maka untuk mengetahui apakah hasil welding dari proses repair tersebut mengalami kebocoran atau tidak.
Dalam melakukan Air Test, pertama – tama ruang tangki dipastikan sudah kedap udara. Kemudian tangki tersebut diberikan pressure/tekanan dengan udara. Jika tekanan udara di dalam tangki tersebut mengalami penurunan maka dapat dipastikan bahwa tangki tersebut mengalami kebocoran dan perlu untuk diperbaiki.
Adapun Air Test ini merupakan general test yang dilakukan hanya untuk mengetahui adanya kebocoran atau tidak, tetapi tidak mengetahui letak kebocoran pastinya dimana.
  • Hydro Test
Test lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada tangki adalah Hydro Test (dengan air). Langkah – langkah dalam melakukan Hydro Test hampir sama dengan Air Test. Pertama – tama tangki sudah dipastikan kedap udara dan air (tidak ada lubang baik pada pelat maupun welding seams). Kemudian tangki diisi dengan air. Setelah itu tangki deberikan tekanan udara, jika ditemui adanya semburan air yang keluar dari tangki maka dapat dipastikan bahwa tangki tersebut mengalami kebocoran dan perlu segera diperbaiki.

Non Destructive Test Uji Tidak Merusak Material 

sumber

0 Response to "Non Destructive Test Uji Tidak Merusak Material "

Posting Komentar

Program Perhitungan Minyak Petroleum Create your own banner at mybannermaker.com!
bisnis tiket pesawat online Peluang Bisnis Tiket Pesawat
Draft Survey Software untuk Pelaut

cek tiket pesawat murah