TEMPO.CO, Jakarta - Pakar cuaca ekstrem pada Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi, Kukuh Rubiyanti, mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir, kondisi perairan di utara Jakarta --terutama di sekitar Teluk Jakarta menuju Laut Jawa--belum sepenuhnya normal. Pasalnya, masih ada saat-saat di mana gelombang laut melonjak tinggi.
"Masih cenderung fluktuatif ya. Ada saat di mana gelombangnya tinggi, ada saat di mana gelombang lautnya tidak terlalu tinggi," ujar Kukuh kepada Tempo, Selasa, 15 Januari 2013.
Kukuh mengatakan, untuk gelombang laut, diperkirakan gelombang pada hari ini adalah yang tertinggi untuk sepekan ke depan. Prakiraan awal, tinggi gelombang laut di utara Jakarta akan mencapai 2 meter atau lebih.
Dengan ketinggian gelombang mencapai 2 meter lebih, Kukuh menyarankan kapal kapal kecil untuk tidak melaut dulu. Kapal kapal kecil berukuran 30 gross ton ke bawah umumnya tak kuat menerjang ombak tinggi.
"Kalau kapal besar, cenderung aman. Tapi pelaut umumnya punya pertimbangan sendiri karena sudah berpengalaman. Bobot kapal juga menentukan. Lagipula, kami hanya menyarankan," ujar Kukuh.
Kukuh menambahkan, untuk kecepatan angin dalam sepekan terakhir, berada di kisaran 10 knot per detik. Angka ini turun dibanding pekan lalu yang mencapai 15 knot per detik.
Ditanyai kapan kira kira ketinggian gelombang akan surut, Kukuh menjawab, "Kurang lebih tanggal 17 Januari sudah mulai surut. Di tanggal 19 Januari, kami perkirakan ketinggian gelombang di angka 0,5 meter."
Sebelumnya, sejumlah nelayan yang ditemui di Pelabuhan Muara Angke mengaku belum berani berlayar. Pasalnya, ketinggian gelombang dalam beberapa pekan terakhir cenderung tinggi hingga kapal besar berukuran 60 gross ton saja tak mampu menghadapinya.
0 Response to "Gelombang Laut 2 Meter, Nelayan Diminta Tak Melaut "
Posting Komentar