Gunawan Mashar - detikNews
Rabu, 02/11/2011 17:09 WIB
http://www.detiknews.com/read/2011/11/02/170907/1758680/10/?992204topnews
Jakarta - Duta Komodo Jusuf Kalla (JK) memberi jawaban atas kontroversi
Pulau Komodo dalam kompetisi New7Wonders. JK menjelaskan perihal tudingan
miring mengenai yayasan New7Wonders, termasuk keberadaan kantor New7Wonders
di Swiss yang dikabarkan tidak jelas alamatnya.
"Swiss itu kan tidak seperti di kampung, bahwa kalau cari alamat harus ke RT
atau RW, sekarang sudah digital," kata JK dalam wawancara kepada wartawan di
PT Astra Toyota, Jakarta, Rabu (2/11/2011).
Adalah Dubes RI di Swiss, Djoko Susilo yang membeberkan kejanggalan
New7Wonders. Djoko menuding New7Wonders organisasi yang tidak jelas.
Berikut petikan lengkap wawancara JK menjawab berbagai macam tudingan
miring:
Pak bagaimana tentang pernyataan Dubes mengenai kantornya yayasan
New7wonders yang tidak jelas?
Swiss itu kan tidak seperti di kampung, bahwa kalau cari alamat harus ke RT
RW, sekarang sudah digital, kita kan cukup buka website, itu kan sudah
jelas. Masalah kantor tidak perlu lagi besar-besar amat, hanya kita di
Indonesia yang masih suka sama kantor besar.
Kedua, mereka itu kan mengurus masalah dunia, jadi mereka itu akan selalu
keliling dunia, maka dari itu kantornya tidak besar. Karena itu tadi,
sekarang dunia sudah berubah, sudah masuk dunia digital, sementara Pak Dubes
mengecek kantor New7wonders seperti cari RT/RW. Dia kan tidak pernah
telepon, SMS, email, faks untuk ajak ketemu pasti akan bisa itu, bukan
seperti mencari alamat di RT/RW.
Lalu bagaimana bapak sendiri melihat keabsahan lembaga New7Wonders sebagai
pelaksana kegiatan 7 wonders?
Ini kan 7 wonders yang kedua, sebelumnya diadakan juga 7 wonders by man made
dan saat itu ada 100 juta orang yang terlibat. Pada saat pengumuman 7
wonders itu tentu kita bisa melihat sendiri bagaimana perayaannya di
Lisabon. Semua mata dunia tertuju pada itu. Dan dari kesemuanya negara yang
masuk 7 wonders man made itu jumlah wisatawannya meningkat sampai 3-4 kali
lipat.
Tapi sewaktu bapak dipilih menjadi Duta Komodo, apakah bapak sudah mengecek
keabsahan dari lembaga tersebut ?
Saya sudah cek diinternet dan lihat beberapa berita di internet bagaimana
keterlibatan presiden negara yang menjadi finalis 7wonders nature ini
mengkampanyekan negaranya. Mulai dari Aquino even Obama. Hanya kita saja
yang beberapa pejabatnya justru menantang itu. Sebenarnya mereka hanya
jealous ajah, sirik ajah tuh dia. Sekali lagi dunia ini kan sudah era
digital, jadi jangan Dubes itu bilang bahwa sudah tanya di sekitar situ
tidak ada orang yang tahu itu, itu kan gaya cari alamat di RT/RW, buka donk
websitenya.
Kalau dukungan Komodo itu bagaimana pak?
Sudah banyak, sudah jutaan yang kirim SMS setiap hari.
Tapi ada yang menganggap bahwa memberi dukungan lewat SMS itu adalah sarana
komersialisasi?
Sebenarnya ada 2 cara yakni klik lewat internet dan kirim SMS, tinggal mau
pilih salah satu atau pilih dua-duanya. Kayak Indonesia idol kan juga
begitu. Tapi jangan lupa bahwa sebelum dipilih lewat voting, sebelumnya
diseleksi dulu oleh tim ahli, mulai dari 400 turun menjadi 77 kemudian turun
menjadi 28. Pada saat 28 inilah masyarakat diminta berpartisipasi untuk
memilih yang paling ajaib di antara yang ter-ajaib. Dan yang mengetuai tim
seleksi itu bekas Direktur UNESCO Profesor Mayer, tahun 2007 kan juga begitu
sewaktu memilih 7 wonder man made.
Bagaimana tanggapan bapak mengenai pemerintah yang menarik diri dari
kepesertaan karena merasa dikerjai oleh Yayasan New7wonders?
Ah itu tidak benar, saya teltpon tadi Todung Mulya Lubis. Dia bilang
pemerintah RI (Kemenbudpar) tidak pernah menggugat yayasan New7Wonders. Jadi
ada sedikit pemahaman yang harus diluruskan antara menjadi Host dan menjadi
peserta. Sebagaimana halnya olimpiade itu kan ada semacam tuan rumah dan
sebagainya. Nah waktu itu yayasan New7Wonders menawarkan kepada negara yang
ingin jadi tuan rumah dengan license fee sebesar US$ 7 juta dollar.
Indonesia malah berani tawar sampai 10 juta dollar. Maka otomatis Indonesia
dapat. Itu bulan Oktober 2010, tapi kemudian Indonesia mundur. Itu kan
menyulitkan dan mengacaukan perencanaan panitia, padahal sudah disampaikan 6
bulan sebelumnya mengenai fee untuk menjadi host itu.
Jadi sebenarnya kalau yayasan 7 wonders mau tuntut Kemenbudpar bisa saja,
karena dia memang salah. Jadi ini pejabat Kemenbudpar janganlah lagi diusik
rasa bersatunya rakyat ini. Kita jarang mendapat moment di mana kita bersatu
untuk kejayaan dan kebanggaan bangsa.
(ndr/asy)
[Non-text portions of this message have been removed]
2. ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE.
0 Response to "[pelaut] Ini Dia Penjelasan JK Soal Kontroversi Vote Komodo"
Posting Komentar