Cara Mengerjakan Towing Approval Survey
Towing Approval Survey
adalah suatu survei atau pemeriksaan kapal yang bertujuan untuk
memastikan kelayakan kapal tunda atau kapal towing tug seperti Tug Boat
atau Kapal AHTS (anchor handling towing tug supply vessel) yang akan
menarik kapal tongkang atau barge, Cara Kerja Towing Approval Survey ini
hampir mirip dengan cara mengerjakan Towing and Lashing Survey
hanya saja ada perbedaan di bagian pemeriksaan lashing karena biasanya
Towing Approval Survey hanya menarik kapal tongkang kosong atau kapal
tongkang jenis Crane Barge, Accommodation Working Barge (AWB) atau
Laying Barge.
Semua kita tahu bahwa Indonesia terdiri dari ribuan pulau-pulau dengan ratusan pelabuhan, baik pelabuhan samudera maupun pelabuhan pedalaman. Oleh karena itu Indonesia memerlukan suatu sistem pengangkutan laut, salah satunya adalah sistem dengan tongkang dan tugboat.
Di perairan Indonesia sistem tersebut sangat cocok sebagai sarana transportasi antar pulau terutama di pelabuhan-pelabuhan yang
fasilitasnya tidak dapat disinggahi oleh kapal laut, seperti
pelabuhan-pelabuhan di sungai, di pantai, teluk-teluk yang kurang
kedalaman airnya, karena sarat (draft) dari tongkang dan kapal gandeng
cukup kecil.
Dewasa ini transportasi dengan menggunakan sistem
tongkang dan tugboat banyak digunakan, cukup menguntungkan bila sistem
tersebut dikelola dengan baik. Dalam
mengelola system transportasi tersebut kita harus menguasai secara
tehnis yang berhubungan dengan tongkang dan tugboat dengan
sifat-sifatnya.
Towing and lashing survey bisa berarti sebuah inspection atas kelayakan sebuah kapal tugboat untuk menarik kapal tongkang beserta dengan muatan yang dibawanya.
Tugboat atau sering hanya disebut towing tug adalah istilah dalam bahasa Inggris,
dalam bahasa Indonesia disebut kapal tunda. Fungsi dari kapal tunda
adalah sebagai sarana untuk menunda atau menarik kapal tongkang.
Menurut fungsinya dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Tugboat yang digunakan untuk membantu olah gerak kapal besar selama di pela-buhan sewaktu akan sandar atau berangkat.
2. Tugboat yang khusus digunakan untuk menangkap ikan dengan pukat tarik.
3. Tugboat digunakan untuk menunda tongkang sebagai sarana transportasi antar pelabuhan.
4. Hydroconic Tug.
5. Kort Nozzle Tug.
6. Voith Schneirder Tug.
7. Docking Tug.
Menurut jenisnya digolongkan :
1. Ocean
Tugboat : yang digolongkan Ocean Tugboat ialah tugboat dengan Horse
Power (HP) lebih dari 2000 BHS, dengan panjang antara 38–76 m.
2.
Coastal Tugboat : yang digolongkan Coastal Tugboat ialah tugboat dengan
Horse Power (HP) antara 600 sampai dengan 2000 BHP, dengan panjang 21 –
36 m.
3. Inland Tugboat : yang digolongkan Inland Tugboat ialah tugboat dengan Horse Power (HP) dibawah 600 BHP.
4.
Harbour Tug : yang digolongkan Harbour Tug ialah tugboat dengan
kekuatan mesin kurang lebih 800 HP, tetapi sesuai dengan perkembangan
besarnya kapal, seperti adanya super tanker, bulk carrier dan kapal
penumpang samudera, Harbour Tug ada yang bertenaga sampai 3600 HP.
Istilah tongkang dalam bahasa Inggris disebut barge dan sesuai konstruksinya digolongkan :
1. Box type
2. Cut-up type
3. Spoon type
4. Ship type
Sesuai dengan fungsinya digolongkan :
1. Flattop Barge
2. Oil Barge
3. Flattop Oil Barge
4. Water Barge
5. Flattop Water Barge
6. Hold Barge
7. Lash Barge
8. Crane Barge
9. Piling Barge
10. Working Barge
11. Hopper Barge
Dewasa ini tongkang-tongkang tersebut di atas untuk bangunannya menggunakan bahan besi/baja.
Tongkang
disini kami artikan adalah semua sarana angkutan di atas air tanpa
menggunakan mesin sendiri, yang menggerakan dari satu tempat ke tempat
lain dibantu oleh tugboat (kapal tunda).
Flattop Barge : jenis
tongkang dengan konstruksi sederhana dari suatu bangunan yang diberi
sekat-sekat membagi bangunan tersebut menjadi beberapa ruangan kedap
air.
Oil Barge : jenis tongkang dengan konstruksi khusus untuk
memuat berbagai jenis minyak. Bentuk bangunannya sama dengan Flattop
Barge hanya ada penambahan pipa sounding, pipa udara, pipa untuk
muat-bongkar bahan bakar dan tank hatch untuk setiap kompartemennya
Flattop
Oil Barge : jenis tongkang yang fungsinya di atas main deck untuk
muatan dry cargo dan di dalam kompartemen dapat diisi muatan minyak
(cair).
Water Barge : jenis tongkang dengan konstruksi untuk
memuat air tawar. Bentuk bangun-annya sama dengan Flattop Barge dengan
penambahan pipa sounding, pipa pengisian dan pipa udara di setiap
kompartemennya.
Flattop Water Barge : jenis tongkang dengan konstruksi perpaduan antara Flattop Barge dan Water Barge.
Hold
Barge : jenis tongkang yang konstruksinya merupakan satu atau lebih
kompartemen yang terpisah, dibagian atas diberi tutup dengan wooden
boards atau pontoons.
Lash Barge : jenis tongkang yang
konstruksinya hampir sama dengan Hold Barge, hanya konstruksi hull
merupakan kotak tidak ada swimend/rake.
Crane Barge : jenis tongkang flattop dengan penambahan crane di dek sebagai sarana untuk muat-bongkar muatan.
Piling Barge : jenis tongkang flattop dengan penambahan alat pancang sebagai sarana untuk pekerjaan pemancangan.
Working
barge : jenis tongkang flattop dengan penambahan akomodasi di atas dek
untuk para pekerja, apabila mengerjakan pekerjaan di laut.
Hopper
Barge : jenis tongkang dengan konstruksi khusus untuk memuat lumpur.
Tongkang ini dipergunakan untuk membantu kapal keruk, untuk menampung
lumpur yang telah dikeruk. Konstruksinya hampir sama dengan Hold Brage
tetapi mempunyai ruangan samping dan bottom tengah yang dapat dibuka
untuk membuang lumpur.
Untuk menarik/menggandeng berbagai macam
Tongkang dilakukan dengan cara tersendiri. Yang dimaksudkan disini
adalah sistim menarik/menggandeng yang baik dan selamat sampai tujuan.
Sistem menarik/menggandeng tongkang antara lain :
1. Single Tow
2. Tandem Tow
3. Tandem Tugs
4. Breasted Tugs
5. Honolulu / X’mass Tree
6. Side Tow
Lashing
mencakup kegiatan pengikatan kencang (securing) muatan (barang atau
kendaraan) di atas dek atau di palka tongkang, agar muatan (barang)
tersebut tidak bergeser dari letak penempatannya atau penyusunannya yang pertama.
Untuk
pengamanan dalam penempatan atau penyusunan muatan/barang di dek
tongkang agar tidak bergeser/berpindah letaknya, sering diperlukan
ganjalan, penyangga (stopper) atau pengencang. Ganjalan, penyangga dan
pengencang tersebut dapat berupa kayu (balok) atau besi (siku, channel).
Cara Kerja Towing Approval Survey
lebih ke pengecekan alat-alat keselamatan kapal dan alat-alat towing
equipments, seorang marine surveyor indonesia harus bisa menjamin bahwa
pelayaran kapal ini dapat selamat selama dalam pelayaran, selain cek
towing equipments pastikan juga hal-hal lain yang perlu di ketahui dalam
mengerjaan Towing Approval Survey seperti Way Poin atau rencana
perjalanan kapal, perkiraan cuaca selama perjalanan yang akan di tempuh,
kecukupan bahan bakar minyak di atas kapal dan juga persediaan air
tawar untuk pemakaian kru kapal sehari-hari, kecakapan awak kapal
terutama pastikan Ijajah yang di miliki Captain Kapal atau Master sesuai
dengan Ship Manning Certificate, baca juga tulisan marine survey kami
lainnya tentang Towing and Lashing Survey, Towing Approval Survey,
marine survey, Marine Surveyor, surveyor, Suitability Survey dan Cara Melakukan Towing & Lashing Survey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar