Pemilik Kapal Dinilai Tak Bertanggung Jawab
SECANG, suaramerdeka.com - Keluarga Hery Martijanto (46) menilai pemilik kapal KM Tirta Samudera XXI kurang bertanggungjawab. Hery Martijanto merupakan korban tewas dalam tragedi tenggelamnya KM Tirta Samudera XXI di Perairan Karimun Jawa, pada 10 Januari 2013.
Nur Wulan Sari, istri Hery, mengungkapkan perusahaan pemilik KM Tirta Samudera XXI sama sekali tidak memberitahu keluarga korban tentang adanya musibah tersebut. Pihak keluarga justru tau Hery menjadi korban, dari media massa.
"Saya cemas setelah melihat tayangan televisi tentang musibah kapal suami saya. Namun pemilik kapal tidak memberikan informasi apapun kepada kami. Kami kesulitan mencari tahu nasib suami saya," kata Wulan, Selasa (15/1).
Untuk itu, Wulan meminta tolong adiknya, Wahyu Eka Nugraha (35), untuk berangkat ke Rembang guna mencari informasi tentang keberadaan suaminya. Ternyata benar bahwa Hery merupakan salah satu korban meninggal dalam musibah tersebut.
Hal ini membuat pihak keluarga korban kecewa. Mereka menilai pemilik kapal tidak memiliki itikad baik. "Saya kecewa. Pihak pemilik kapal sekalipun tidak memberikan pernyataan belasungkawa atas meninggalnya suami saya," ujar Wulan sambil menangis.
Menurut Wulan pemilik kapal seharusnya berkomunikasi kepada keluarganya. Namun sayangnya hingga jenazah Hery Martijanto dimakamkan di Dusun Bangsren, Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Senin (14/1) malam, pemilik kapal tidak menunjukkan kepeduliannya kepada keluarga Wulan.
Wahyu Eka Nugraha mengatakan, saat dirinya mencari ke Rembang, pemilik kapal juga tidak memberikan bantuan yang memadai. Justru Basarnas Semarang yang bersedia membantu. "Pihak pemilik kapal juga tidak tampak saat proses pencarian maupun evakuasi korban," keluh dia.
Menurut Wahyu, jenazah kakaknya berhasil ditemukan pada 14 Januari kemarin, karena kendala peralatan evakusi. Sehingga baru pada Senin (14/1), Basarnas berhasil mengevakuasi jenazah Hery.
"Kakak ipar saya dijemput kapal boat Srikandi milik PLTU Sluke. Tiga orang berhasil dievakuasi. Satu orang selamat, dua orang lainnya meninggal termasuk kakak ipar saya," ujarnya.
Dijelaskan, bahwa Hery ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia di dalam life kraf atau perahu sekoci. Kecelakaan kapal tanker itu diduga akibat cuaca buruk.
Biaya pengurusan dan perawatan jenazah Hery terpaksa dilakukan sendiri oleh pihak korban. "Saya kecewa. Untuk keperluan mencucikan jenazah hingga peti jenazah, kami biayai sendiri," keluh Wahyu.
Hery meninggalkan seorang istri Nur Wulan Sari (39), dan dua orang anak yang masih kecil yakni Airlangga Davega (12) dan Bintang Galaksi (7).
Pihak keluarga berharap pemilik kapal memperhatikan nasib istri dan anak-anak korban. "Saya minta pemilik kapal bertanggung jawab. Hingga kini belum ada santunan maupun asuransi. Bahkan ucapan belasungkawa juga tidak ada. Bagaimana kami membesarkan anak kami," tandas Wulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar