Bagi Kadet AAL (Akademi Angkatan Laut) adalah suatu kebanggaan jika bisa menjadi krew kapal KRI Dewaruci, apalagi bisa bergabung bersama rekan Taruna Kadet TNI AL lain mengikuti pelayaran muhibah keliling dunia seperi yg baru saja selesai mereka lakoni yaitu Pelayaran Keliling Dunia Kartika Jala Krida 2012 selama 277 hari melintasi empat samudera dan benua semenjak tanggal 15 Januari 2012 lalu.
Namun tahukah anda Sejarah Kapal KRI Dewa Ruci ini?
Karier (ID) | |
---|---|
Produksi | H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman |
Mulai dibuat | 1952 |
Diluncurkan | 24 Januari 1953 |
Ditugaskan | 1953 |
Status | Masih bertugas |
Pelabuhan utama | Armada Timur TNI-AL |
Karakteristik umum | |
Berat benaman | 847 ton |
Panjang | 585 m (1,919.29 kaki) |
Lebar | 950 m (3,116.80 kaki) |
Draft | 405 m (1,328.74 kaki) |
Tenaga penggerak | 1 unit Diesel 986 HP, dengan satu propeler berdaun 4 |
Kecepatan | 10,5 knot dengan mesin 9 knot dengan layar |
Awak kapal | 75 orang |
KRI Dewaruci adalah kapal latih bagi taruna/kadet Akademi Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut. Kapal ini berbasis di Surabaya dan merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Nama kapal ini diambil dari nama dewa dalam kisah pewayangan Jawa, yaitu Dewa Ruci.
Kapal ini dibangun di Hc Stulcken & Son Jerman Kapal dibuat pada tahun 1952.
Kapal berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dari kelas Barquentine ini dibangun di H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman dan merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi produk galangan kapal itu pada 1952 yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi.
Pembuatan kapal ini dimulai pada tahun 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II galangan kapal pembuatnya rusak parah. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan diresmikan pada tahun 1953.
Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman Barat, pertama diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953, dan pada bulan Juli nya dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI.
Setelah itu KRI Dewaruci yang berpangkalan di Surabaya, ditugaskan sebagai kapal latih yang melayari kepulauan Indonesia dan juga ke luar negeri.
Dimensi
Panjang total 58.30m, Lebar lambung 9.50m , Draft 4.50m . Bobot mati 847 ton.Monang Martua Manalu
Tiang layar
Kapal ini memiliki 3 tiang utama yaitu tiang Bima, Yudhistira dan Arjuna serta memiliki 16 layar.Monang Martua Manalu
Layar
Type: Barquentin, 16 layar dengan luas total 1091 m2,Tiang depan (35,25 m)
| Tiang Utama (35,87 m)
| Tiang akhir (32,50 m)
|
from:Monang Marua Manalu
Mesin
Selain menggunakan layar, KRI Dewaruci juga menggunakan mesin 986 PK Diesel sebagai alat gerak dengan satu propeler berdaun 4. Kecepatan penuh 10,5 knot dengan mesin, 9 knot dengan layar.Monang Martua Manalu
Penugasan
Setiap tahunnya, kadet AAL berlayar dengan Dewaruci ke berbagai belahan dunia dengan tujuan utama adalah latihan pelayaran bintang atau disebut Kartika Jala Krida.KRI Dewaruci juga sering mengikuti lomba kapal layar di berbagai tempat di dunia. Kapal ini juga memiliki marching band sendiri, yaitu marching band taruna Akademi Angkatan Laut yang biasa dikenal dengan nama Gita Jala Taruna.
Foto: Nur Khafifah/detikcom
Jakarta KRI Dewaruci telah berlayar selama 59 tahun di tujuh samudra di dunia. Inilah kisah di balik layar kapal pencetak pelaut handal ini.KRI Dewaruci memiliki tiga tiang layar utama yang menunjukkan jenisnya yakni Tall Ship Barqentine, biasa digunakan untuk pelatihan TNI AL, buatan tahun 1953. Kapal berwarna putih ini memiliki 16 layar, lebar lambung 9,5 meter, panjang lambung 58,3 meter, bobot 874 ton, kecepatan dengan mesin 10,5 knot, kecepatan dengan layar 9 knot, dan mampu menampung 120 orang.
Nama Dewaruci sendiri diambil dari tokoh pewayangan yaitu dewa yang berhati lembut. Di KRI Dewaruci, pahatan tokoh Dewaruci terpampang di sebuah meja makan oval berukuran 4x6 meter. Dewaruci digambarkan sedang menatap Bima yang mencengkeram naga di lautan.
"Lukisan ini menggambarkan kisah pewayangan Dewaruci ketika menjadi guru Bima, hingga akhirnya Bima menemukan sebuah kebenaran dan kejujuran saat bertarung dengan naga di samudera," ujar salah satu perwira yang menjelaskan makna gambar tersebut di atas kapal KRI Dewaruci, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (11/10/2012).
KRI Dewaruci telah selesai melaksanakan misi terakhirnya sebagai duta pariwisata Indonesia, berlayar mengelilingi dunia selama 227 hari dengan jarak tempuh 27.000 nautikal mil selama tahun ini. Kapal kebanggaan Nusantara ini sudah mendapatkan sejumlah peremajaan terutama di sektor navigasi dan mobilisasi.
Sejumlah piagam penghargaan dari negara-negara yang pernah dikunjungi turut dipajang di salah satu ruangan kapal yang memiliki bar kecil untuk tamu VVIP.
"Pada tahun 2003, saat kita meningalkan Belanda, hampir seluruh awak kapal KRI Dewaruci berkaca-kaca, dan saya sendiri menangis. Ketika itu dentuman meriam pasukan angkatan laut Belanda sebanyak 17 kali dan lagu Indonesia Raya mengiringi sambil menaikkan bendera merah putih besar sekali," kata Kepala Koki KRI Dewaruci, Sertu Ainur Rofiq.
Rofiq juga teringat ketika KRI Dewaruci berlabuh di sejumlah negara di Eropa. Pasalnya, para pengunjung kapal tersebut meminta makanan ke Rofiq yakni nasi goreng dan bakso.
"Kita punya acara cocktail party dan orang Eropa paling suka makanan kita nasi goreng dan bakso. Kebanyakan dari mereka pun menyebutnya nasi goreng, padahal kita masak biasa saja, tapi mereka suka sekali," kata pria yang telah memasak makanan untuk awak KRI Dewaruci sejak tahun 1988 tersebut.
Hari ini KRI Dewaruci memilih Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terakhir masa baktinya dan disambut meriah oleh TNI AL di Komando Lintas Laut Militer. Setelah itu, KRI Dewaruci akan dimuseumkan di Surabaya, menyimpan sejuta cerita kebanggaan Nusantara.
Ada rasa yang mengganggu ketika hendak menyebut pelayaran KRI Dewaruci kali ini sebagai pelayaran terakhir. Meski masih gagah bila layarnya terkembang di lautan, kapal dengan tiga tiang tinggi itu sudah memasuki usia 60 tahun.
Dua di antara tiga kapal layar seangkatannya telah bebas tugas. Satu tenggelam di dasar laut, satunya lagi dimuseumkan.
Dewaruci kini sendiri. Maka, sekembali dari pelayaran melintasi empat benua pada pertengahan Oktober 2012 –andai sudah ada kapal latih pengganti–, ia sepertinya harus benar-benar istirahat di dermaga Ujung, Surabaya.
MULAI Minggu (15/1), Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci kembali membentangkan layarnya untuk mengelilingi dunia. Penjelajahan edisi ke-59 di usianya yang ke-60 tahun itu kiranya tak berlebihan bila disebut yang paling fenomenal. Sejak kapal yang melegenda itu dibuat pada 1953, tiap tahun Dewaruci terus berlayar secara rutin meski dengan jarak tempuh yang berbeda-beda.
MULAI Minggu (15/1), Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci kembali membentangkan layarnya untuk mengelilingi dunia. Penjelajahan edisi ke-59 di usianya yang ke-60 tahun itu kiranya tak berlebihan bila disebut yang paling fenomenal. Sejak kapal yang melegenda itu dibuat pada 1953, tiap tahun Dewaruci terus berlayar secara rutin meski dengan jarak tempuh yang berbeda-beda.
Namun, perjalanan kali ini bakal mencatat rekor jarak tempuh terjauh dan waktu pelayaran terlama. Hingga sehari menjelang keberangkatannya, awak kapal masih sibuk. Di dermaga Ujung, Surabaya, para prajurit memasukkan berbagai barang ke lambung kapal latih jenis tall ship (kapal layar tiang tinggi) sebagai bekal di tengah laut selama kurang lebih sepuluh bulan.
Barang-barang yang di-loading itu bermacam-macam; mulai bahan makanan, seperti beras, minyak goreng, laukpauk yang diawetkan, dan air minum; peralatan musik; pakaian; hingga tas ransel berisi pernak-pernik yang bersifat pribadi, seperti foto pacar atau foto anak-istri. Menjelang siang, ruang terasa longgar setelah semua barang tersusun rapi.
Maklum, kapal layar lebih banyak kita dengar lewat buku pelajaran sejak masih duduk di bangku sekolah dasar itu bakal mengarungi samudera hampir sepuluh bulan 277 hari) lamanya. KRI Dewaruci direncanakan singgah di 24 kota di 13 negara tersebar di empat benua (minus Australia). Dari dermaga Ujung, Surabaya, Dewaruci bakal berlayar ke arah timur, menuju Amerika, Eropa, Afrika, dan kembali ke Asia.
Pelayaran kali ini akan menempuh jarak 27.006 mil laut atau setara 50.015 km. Kapal dijadwalkan baru kembali di Surabaya pertengahan Oktober mendatang (lihat grafis). ”Tugas pokok kami muhibah ke luar negeri menghadiri OpSail (Operation Sail) 2012, mendukung kadet AAL praktik pelayaran Kartika Jala Krida (KJK),” jelas Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto kemarin.
Setiap tahun KRI Dewaruci memang menjadi labuhan para prajurit Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat II untukmenjadi perwira. Kebetulan, rute KJK para taruna AAL angkatan ke-59 adalah rute keliling dunia terlama dan harus singgah di empat benua.
Selama pelayaran, kadet-kadet bakal berpraktik ilmu dasar kepelautan, seperti pelayaran astronomi yang menentukan posisi kapal berdasar bintang, membaca cuaca, dan mempraktikkan profesi dasar matra (bukan mantra, Red) laut. Itu adalah ilmu dasar kepelautan yang harus dikuasai meski peralatan kapal zaman sekarang sudah digital. Karena itu, seluruh korps diikutkan.
Dalam pelayaran KJK sebelumnya, korps Marinir tidak disertakan. Kebijakan tersebut bertujuan memberikan pengalaman kepada personel Marinir sebagai atase pertahanan. Sebelum berangkat, prajurit matra laut tersebut telah berlatih berbagai ragam kesenian nasional serta daerah berikut pakaian dan aksesorinya.
Semua itu akan dipresentasikan ke berbagai negara yang disinggahi untuk pengenalan keberagaman budaya dan diplomasi Indonesia sebagai destinasi wisata pada OpSail 2012 yang dijadwalkan berlangsung Juli nanti di Amerika Serikat. Agenda keberangkatan pada 15 Januari ini oleh jajaran TNI-AL juga dirayakan sebagai Hari Dharma Samudera.
Yakni, peringatan pertempuran Laut Aru yang membuat Komandan KRI Macan Tutul Komodor Josaphat Soedarso (Yos Sudarso) gugur. Pelepasan KRI Dewaruci dilakukan setelah acara tabur bunga yang dipimpin KSAL Laksamana Soeparno didampingi Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi.
Para perwira, istri, dan sanak keluarga dari 82 anak buah kapal (ABK), dokter kapal, tim penerangan Armatim, personel korps Pasukan Katak, dan staf AAL sepuluh orang diundang turut melepas keberangkatan Dewaruci. Sedangkan kadet AAL mencapai 101 taruna. Terdiri atas anggota korps pelaut 42 orang, personel teknik 17 orang, staf elektronika 10 orang, tenaga suplai 9 orang, dan personel Marinir 23 orang.
Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi dalam pembekalan di atas KRI Dewaruci menekankan empat pesan. Yakni, kru meningkatkan spiritualitas, menjaga kehormatan Merah Putih, melakukan transformasi pengalaman terhadap kadet, dan mengantisipasi cuaca agar Dewaruci tetap aman dalam pelayaran.
”AL negara lain yang berlayar memakai kapal latih seperti KRI Dewaruci sudah sangat jarang. Indonesia akan mempertahankan tradisi ini karena negara kita negara maritim,” ucap Ade, disambut aplaus prajurit.
Jadi Duta Wisata
Sementara itu, penandatanganan memorandum of understanding (MoU) mewarnai pelepasan KRI Dewaruci kemarin (15/1). MoU dibuat TNI AL bersama Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan mengetengahkan promo Wonderful Indonesia. Sehingga pencitraan bidang pariwisata di Indonesia semakin mantap.
Penandatanganan dilakukan Wakil Menteri Pariwisatan dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar dan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Soeparno, sebelum pelayaran kapal latih TNI AL itu diberangkatkan.
Sapta Nirwandar mengatakan nama KRI Dewaruci sangat dikenal. Baik di lingkup nasional maupun internasional. Kegagahan kapal buatan Jerman itu tidak asing lagi bagi masyarakat. Didukung keuletan dan keramahan kadet serta anak buah kapal. ”Itu ciri yang dimiliki KRI Dewaruci sejak dulu,” ungkapnya.
Wajar jika persinggahan KRI Dewaruci selalu mendapat sambutan meriah. Kenyataan itu dijadikan sasaran untuk mempromosikan citra Wonderful Indonesia. Apalagi pelayaran kali ini paling lama sepanjang sejarah. Banyak negara disinggahi. Setiap negara itu, banyak orang suka dan menyambut kapal ini. ”Pasti efektif dan tepat sasaran untuk mengenalkan pariwisata di,” papar Sapta.
Demikian Sejarah Kapal KRI Dewa Ruci di beritakan blogger Berita Kapal bari rekan Pelaut dan pembaca yg ingin mengetahui cerita dan Sejarah Kapal KRI Dewa Ruci.
0 Response to "Sejarah Kapal KRI Dewa Ruci"
Posting Komentar