Sabtu, 08 Desember 2012

Pelaut Indonesia Lebih Dulu Injak Australia Dibanding Inggris

 Pelaut Indonesia Lebih Dulu Injak Australia Dibanding Inggris 

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, mengungkapkan, daya jelajah pelaut Indonesia lebih jauh dibanding bangsa Eropa dan China. Selain itu, nenek moyang kita lebih dulu mengarungi Afrika. "Para pelaut kita sudah berkembang pesat dan bahkan lebih besar kemampuan penjelajahannya dibanding pelaut-pelaut Eropa atau China, karena pelaut kita lebih dulu mengarungi Afrika sejak abad ke 5 masehi," ungkap Jumhur di Jakarta, Jumat, (7/12). 

Selain itu, kiprah besar pelaut nusantara yang berasal Bugis itu, ditorehkan dengan menginjak Benua Australia pada abad ke-17 atau seratus tahun sebelum petualangan seorang pelaut Inggris, James Cook yang mengkalim pertama kali menemukan Australia sekitar akhir abad ke-18. Hanya saja, ungkap Jumhur, perjalanan para pelaut nusantara ke berbagai belahan dunia, berbeda dengan bangsa Eropa yang ditandai pencaplokan ataupun bentuk penjajahan suatu wilayah. Sedangkan pelaut nusantara sekadar membangun komunikasi sosial, perdagangan, serta kegiatan lain berdasarkan prinsip kesetaraan sesama bangsa. 

Menururnya, hal tersebut pernah disampaikannya saat pidato kunci (keynote speech) di hadapan seminar pelatihan kepelautan yang diadakan Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) dan International Transport Workers Federation (ITF) di Batam, Kepulauan Riau, Kamis kemarin, (6/12). Atas dasar itu, ia berharap, jejak para pelaut besar Indonesia itu harus diikuti para pelaut yang tergabung dalam KPI, guna mengembalikan kejayaan dan kebanggaan Indonesia dengan keberadaan para pelautnya.

"Sementara itu, pemerintah memang dituntut mengorientasikan kembali secara sungguh-sungguh untuk terus meletakkan visi bahari, termasuk melibatkan berbagai kekuatan guna menumbuhkan perusahaan pelayaran dengan kapal-kapalnya sendiri, agar para pelaut kita lebih bangga dengan menahkodai sekaligus mengawaki kapal-kapalnya dalam pelayaran internasional daripada terus-menerus berada di kapal milik asing," katanya. 

Menurutnya, pengorientasian tersebut jelas tidak mudah, mengingat akibat penjajahan Belanda, karakter dan akar budaya kelautan Indonesia mengalami penghancuran dengan mengubahnya ke dimensi pengembangan darat yang bertujuan mengeksploitasi hasil bumi Indonesia. Ia selanjutnya menilai, KPI memiliki peran penting dalam ikut mendorong ke arah kejayaan maritim, dengan memastikan terbangunnya kualitas dan kesejahteraan para pelaut. Pelaut Indonesia Lebih Dulu Injak Australia Dibanding Inggris 

Kejayaan Indonesia sebagai negara bahari telah dikenal oleh seluruh penjuru dunia melalui peran yang ditunjukkan para pelautnya sejak di masa lampau. Oleh karena itu, kekuatan sejarah maupun semangat dari negara ini tak boleh redup sebagai bangsa pelaut, dengan tetap mendorong kiprah para pelautnya untuk melanglang buana ke tujuan mana pun demi melanjutkan kehormatan budaya maritimnya, selain upaya mencari kehidupan yang lebih baik.

"Para pelaut kita sudah berkembang pesat dan bahkan lebih besar kemampuan penjelajahannya dibanding pelaut-pelaut Eropa atau China, karena pelaut kita lebih dulu mengarungi Afrika sejak abad ke-5 masehi," ujar Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, saat menyampaikan pidato kunci (keynote speech) di hadapan seminar pelatihan kepelautan yang diadakan Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) dan International Transport Workers Federation (ITF) di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (6/12/12).

Jumhur berada di Batam mulai Rabu (5/12/12) untuk membuka Rapat Koordinasi BNP2TKI Tahun 2012 melibatkan antarlintas sektor pelayanan TKI baik pemerintah tingkat pusat, daerah, maupun perwakilan RI di luar negeri yakni Malaysia dan Singapura pada 5-7 Desember 2012, yang mengambil tema 'Penanganan Permasalahan TKI di wilayah Perbatasan'.

Ia menyebutkan, kiprah besar pelaut nusantara yang berasal Bugis juga ditorehkan dengan menginjak Benua Australia pada abad ke-17, seratus tahun sebelum petualangan seorang pelaut Inggris, James Cook, yang mengklaim pertama kali menemukan Australia sekitar akhir abad ke-18.
Hanya saja, lanjut Jumhur, perjalanan para pelaut nusantara ke berbagai belahan dunia berbeda dengan bangsa Eropa yang ditandai pencaplokan ataupun bentuk penjajahan suatu wilayah. Sedangkan pelaut nusantara sekadar membangun komunikasi sosial, perdagangan, serta kegiatan lain berdasarkan prinsip kesetaraan sesama bangsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar