Foto : Muhajir Arifin
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a1a68b27&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=159&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a1a68b27' border='0' alt='' /></a>
Pasuruan - Menderita cacat fisik tidak lantas membuat seseorang harus berputus asa dan selalu mengharap belas kasihan. Justru keterbatasan itu bisa menjadi pelecut untuk terus berkarya dan tetap semangat menjalani kehidupan. Itulah yang dilakukan M. Rianto (28), penderita cacat yang sukses sebagai pengrajin miniatur kapal. Meski mengalami cacat pada kakinya hingga harus dibantu tongkat penyangga saat berjalan, Rianto membuktikan bahwa ia bisa terus berkarya.
Berbekal semangat, kreatifitas serta kerja keras, pemuda asal Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Bangil ini kini mulai menikmati kesuksesan dari hasil kerja kerasnya sebagai pengrajin miniatur kapal.
Usahanya yang dirintis sejak setahun silam sudah dilirik pasar. Karya-karyanya sudah dikenal dan ia pun mendapat banyak pesanan. Selain dari Surabaya, para pemesan karyanya datang dari Jember, Bali, Tangerang hingga Jakarta.
"Kalau ini pesanan dari Surabaya,” ujar Rianto saat berbincang dengan wartawan di tengah kesibukannya mengamplas bakal miniatur kapal yang terbuat dari kayu waru, di rumahnya sekaligus galerinya, Rabu (14/11/2012).
Ide kreatif kerajinan miniatur kapal, ujar Rianto, bermula dari ketertarikanya melihat kapal-kapal besar yang ia lihat di layar televisi. Dari ketertarikan itu, ia ingin menuangkannya dalam sebuah karya miniatur kapal. Meski puluhan kali gagal membuat sebuah miniatur, ia tidak patah
arang. Mencoba dan terus mencoba hingga akhirnya sebuah miniatur kapal pun berhasil ia selesaikan.
“Awalnya hanya untuk pajangan di rumah,” ujar pria yang pernah bekerja di pabrik rokok ini.
Lambat-laun, hasil karyanya mulai diminati orang dan mulai dipesan. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang memesan miniatur kapal buatannya. Bisnis kerajinannya mulai berkembang. Dan tentu saja pundi-pundi rupiah mulai
mengalir dari buah kreatifitasnya.
Untuk bisa sampai ke tahap sekarang, jalan yang ditempuh Rianto tidaklah mulus. Ia sempat gagal berbisnis kerajinan miniatur rumah. Meski demikian ia tidak putus asa. Dengan modal uang Rp 1.5 juta, ia kembali memulai usaha
kerajinan miniatur kapal.
“Awalnya hanya membuat 2 buah miniatur kapal, Alhamdulillah kedunya laku sehingga saya semakin bersemangat,” ujar Rianto sembari terus menggosok-gosokkan kertas gosok pada kayu bahan yang dipegangnya.
Sejak saat itu, Rianto pun terus memproduksi miniatur kapal. Limbah-limbah kayu ia sulap menjadi barang yang bernilai tinggi. Miniatur kapal karya Rianto dijual dengan harga Rp 200 ribu - Rp 700 ribu.
Meski baru bisa mempekerjakan 2 karyawan, ia bertekad untuk terus mengembangkan usahanya agar semakin banyak tenaga kerja yang terserap.
“Saya punya tekad membuka lapangan pekerjaan yang luas. Saat ini baru 2 karyawan yang terserap. Saya juga memang terkendala keterbatasan alat,” ujarnya.
Rianto juga sempat menceritakan cacat pada kaki kanannya yang bermula saat ia duduk di kelas 1 SD. Saat itu ia menderita demam tinggi sehingga orang tuanya harus
membawanya ke seorang mantri di Sidoarjo. Alih-alih sembuh dari demamnya, pasca berobat kaki Rianto malah mengempis hingga pertumbuhannya tidak normal.
"Katanya saya menderita polio," kenang Rianto.
0 Response to "Rianto, Penderita Cacat Sukses Jadi Pengrajin Miniatur Kapal"
Posting Komentar