Rabu, 14 November 2012

Muatan Kapal Tenggelam Penting Ungkap Sejarah

JAKARTA, KOMPAS.com--Benda-benda muatan kapal tenggelam (BMKT) yang berasal dari masa lalu sangat penting bagi pengungkapan sejarah nusantara, kata Kepala Museum Nasional Intan Mardiana.
"BMKT paling tidak memberikan gambaran tentang aspek-aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya yang terjadi di masa lalu," kata Intan dalam pembukaan Pameran "Jejak-jejak Karam" di Museum Nasional, Jakarta, Senin.
google.com
Ilustrasi

Menurut dia, tujuan penyelenggaraan pameran itu adalah memberi pemahaman tentang peran dan fungsi laut dalam sejarah dan kebudayaan Indonesia, meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap warisan sejarah budaya dasar laut serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap laut.
"Museum Nasional mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan dan mengedukasi situs bersejarah bawah laut ke masyarakat," kata Intan.

Sebagian wilayah perairan nusantara adalah situs bersejarah. Peninggalan-peninggalan historis berupa kapal-kapal yang karam bersama muatannya, saat mereka dulu melintasi wilayah perairan Indonesia. Dalam keterangan tertulis disebutkan, ada sekitar 400 titik-titik kapal karam di perairan Indonesia.
Di sisi lain, peninggalan-peninggalan sejarah budaya bawah laut itu juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Terbukti dengan harta karun bawah laut yang cukup laris pada lelang-lelang internasional. Permasalahan pun banyak muncul mulai dari perburuan-perburuan ilegal yang mengabaikan data-data arkeologis hingga menyangkut batas-batas teritori laut negara.
Untuk Indonesia, klaim kepemilikan pernah terjadi ketika kapal De Geldermalsen ditemukan. Pemerintah Belanda menganggap kapal itu miliknya karena De Geldermalsen merupakan kapal Belanda pada abad ke-18 Masehi. Sementara pemerintah Indonesia berpendapat kapal itu milik Indonesia karena ditemukan di perairan Indonesia.
Sementara penemu De Geldermalsen, Michael Hatcher menganggap itu miliknya karena ditemukan di perairan internasional. Meski Indonesia telah menetapkan Zona Ekonomi Eksklusif, ada beberapa negara yang masih belum mengakuinya.
Pameran yang diresmikan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti itu akan berlangsung sejak 12 November hingga 5 Desember 2012. Ada sebanyak 182 benda muatan kapal tenggelam (BMKT) dan koleksi Museum Nasional disajikan dalam pameran "Jejak-jejak Karam".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar