SHIP DESIGN METHOD
( Metode dalam Mendesain Kapal)
Dalam proses merancang kapal, perencanaan dari desain hingga direncanakan di bisnis development, setelah dibuat planning yang baik karena menginvestasikan uang yang banyak termasuk membuat feasibility study membandingkan revenue dgn biaya total kapal dan operational cost kapal. Setelah melakukan planning, kemudian contract design maka kita menentukan metode-metode dalam perancangan kapal. Secara umum metode dalam perancangan kapal adalah sebagai berikut, untuk anda yg mempelajari dan senang dengan dunia perkapalan, anda simak terus blog Berita Kapal yg akan terus berbagi ilmu pelayaran dan ilmu perkapalan untuk anda semua dengan gratis !
5 Metode dalam Mendesain Kapal
1.Parent Design Approach
Parent design approach merupakan salah satu metode dalam mendesain kapal dengan cara perbandingan atau komparasi, yaitu dengan cara menganbilsebuah kapal acuhan kapal pembanding yang memiliki karakteristik yang sama dengan kapal yang akan dirancang. Dalam hal ini designer sudah mempunyai referensi kapal yang sama dengan kapal yang akan dirancang, dan terbukti mempunyai performance yang bagus (secara teknologi dan operasional bagus)
A. Keuntungan dalam parent design approach adalah :
Dapat mendesain kapal lebih cepat, karena sudah ada kaa acuhan sehingga tinggal memodifikasi saja.
B. Kelemahan
Metode ini adalah kapal yang dirancang sulit di pasarkan jika ada teknologi yang baru yang sedang masuk (persainan anta produk).
2. TREND CURVE APPROACH
Dalam proses perancangan kapal terdapat beberapa metode salah satunya yaitu Trend Curve approach atau biasanya disebut dengan metode statistik dengan memakai regresi dari beberapa kapal pembanding untuk menentukan main dimension. Dalam metode ini ukuran beberapa kapal pembanding di komparasi dimana variabel dihubungkan kemudian ditarik suatu rumusan yang berlaku terhadap kapal yang akan dirancang.
3. ITERATIF DESIGN APPROACH
Iteratif desain adalah sebuamh metodologi desain kapal yang berdasarkan pada proses siklus dari prototyping, testing, analyzing, dan menyempurnakan produk atau proses. Perubahan dan perbaikan akan dilakukan berdasarkan hasil pengujian iterasi terbaru sebuah desain. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan fungsionalitas dari sebuah desain yang sudah ada. Dalam desain iteratif, interaksi dengan sistem yang dirancang akan digunakan sebagai bentuk untuk menginformasikan dan penelitian suatu proyek berkembang, sebagai versi yang berurutan, atau iterasi dari desain diimplementasikan.
Proses desain kapal memiliki sifat iteratif yang paling umum digambarkan oleh spiral desain yang mencerminkan desain metodologi dan strategi.
Biasanya metode ini digunakan paa oran-orang tertentu saja ( sudah berpengalaman dengan mengunakan know ledge) disini telah digunakan proses berulang (re used design) seperti di diskripsikan pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.1 Proses desain kapal
4. PARAMETRIC DESIGN APPROACH
Parametric design approach adalah metode yang digunakan dalam mendesain kapal dengan parameter misalnya ( L, B, T, Cb, LCB dll) sebagai main dimension yang merupakan hasil regresi dari beberapa kapal pembanding, kemudian dihitung Rt, merancang baling-baling, perhitungan perkiraan daya motor induk, perhitungan jumlah ABK, perhitungan titik berat, trim dll secara detail.
A.Keuntungan dalam Parametric design approach adalah:
B.Kelemahan dalam Parametric Design approach adalah:
4.1 Analisis Regresi
Kurva regresi dari beberapa kapal pembanding untuk menentukan main dimension
5. OPTIMATION DESIGN APPROACH
Metode optimasi digunakan untuk menentukan ukuran utama kapal yang optimum serta kebutuhan daya motor penggeraknya pada tahap basic design. Dalam hal ini, disain yang optimum dicari dengan menemukan disain yang akan meminimalkan economic cost of transport (ECT)
Untuk tujuan analisis pada tahap basic design atau untuk tujuan studi kelayakan, metode ini terbukti mampu digunakan sebelum memasuki tahapan disain selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa program optimasi yang dikembangkan disini mampu secara efektif dan konsisten memberi pendekatanterhadap hasil disain kapal-kapal yang sudah
ada. Lebih jauh lagi, terlihat bahwa kesulitan dalam pemanfaatan metode optimasi sebagai tool untuk memecahkan masalah-masalah optimasi tidak termanifestasi pada bagaimana kita membuat struktur model optimasi itu sendiri. Akan tetapi, kesulitannya lebih pada bagaimana kita mengekspresikan setiap masalah optimasi yang ada didalamnya kedalam persamaan matematis yang dapat dieksekusi oleh optimasi Ukuran utama kapal dan kebutuhan daya motor penggerak yang diperoleh dari program optimasi yang dikembangkan disini dapat diturunkan lebih lanjut ke dalam analisa yang lebih detail untuk mendisain sistem permesinan di kapal lainnya. Penambahan direktori dapat digunakan untuk melakukan hal tersebut baik pada input folder maupun pada output folder, termasuk didalamnya dilakukan dengan penambahan constraints dan output. Proses optimasi seperti ini dapat juga dimanfaatkan untuk melakukan seleksi terhadap penggerak utama di kapal dari beberapa alternatif yang ada seperti yang disampaikan penulis pada referensi.
Keutungan dari metode optimisation design approach adalah:
Parameter Optimasi
Batasan – batasan untuk mencari ukuran utama yang optimal :
x Hukum Fisika
D = LWT + DWT Ñ
LWT = total berat baja [ton]
DWT = Payload + Consumable + Crew [ton]
Toleransi selisih D dengan [ LWT + DWT ] : ± 5 %
x Kapasitas Ruang Muat
Kapasitas ruang muat = volume muatan
Volume muatan = berat muatan x specific volum [m3]
Specific volume gandum = 1.25 – 1.35 m3/ton
Toleransi selisih kapasitas ruang muat dengan volume muatan : ±5 %
x Stabilitas
Sesuai dengan criteria stabilitas menurut IMO.
x Freeboard
Actual freeboard ³ freeboard minimum
Freeboarf minimum yaitu freeboard hasil perhitungan menurut International load Lines Convention 1966 & protocol 1988.
x Trim
Ukuran utama yang dipilih harus memiliki :
trim = 0 ( even keel )
x Harga
Ukuran utama yang dipilih harus memiliki harga yang relatif lebih kecil dari beberapa ukuran utama yang lolos 5 hal di atas
Gambar 5.1 Verivikasi DWT-BHP dan DWT-LPP
Gambar 5.4 Verivikasi LPP-DWT dan LPP-T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar