Penelitian dan pengembangan terhadap kemampuan maneuver kapal dan respon terhadap sistem kontrol terhadap kondisi di laut bebas pada alur dan kolam terus dilakukan. Hasil penelitian telah dilakukan untuk mendesain shiphull (lambung kapal), system control di kapal, dan pada saat menetapkan persyaratan navigasi serta dalam mendesain alur dan kolam agar mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi kemampuan maneuver kapal. Faktor-faktor tersebut antara lain :
- Bobot kapal.
- Dimensi kapal.
- Shiphull (lambung kapal).
- Rudder system (sistem kemudi).
- Horse power.
Karakteristik kapal meliputi :
- Reaksi kapal pada saat perubahan kapal.
- Kemampuan berputar.
- Jarak henti.
- Ratio antara jarak dan lebar kapal.
- Ratio antara lebar dan draft.
- Area rudder.
Diameter putar pada air yang dangkal lebih baik daripada air yang dalam, karena stabilitas kondisi air dangkal lebih baik. Pengamatan ini dilakukan dengan asumsi kecepatan normal dan kemiringan kemudi sekitar 30o bervariasi untuk tipe kapal yang berbeda. Banyak kapal kontainer memiliki kemampuan yang kurang baik, terutama kapal dengan kecepatan 26-30 knot. Untuk kapal ini diameter putar antara 6-8 kali panjang kapal. Diameter putar untuk kapal tanker besar dan kapal dry bulk pada kecepatan 15-17 knot antara 3-4 kali panjang kapal, bahkan beberapa ada yang kurang dari 3-4 kali panjang kapal. Untuk kapal LNG, diameter putar 2-2,5 kali panjang kapal, ini berlaku juga pada kapal general cargo dan multi purpose. Kemampuan berputar pada kecepatan rendah dapat ditingkatkan dengan menggunakan baling-baling ganda atau dengan menggunakan thruster (baling-baling bagian depan) atau kombinasi keduanya.
Kebanyakan kapal kontainer dilengkapi dengan propeler ganda, namun karena bentuk dari lambung kapal, jarak antara kedua baling-baling menjadi sangat dekat dibanding panjang kapal, sehingga kemampuan maneuver menjadi (negatif) efektif. Baling-baling di bagian depan (bow thruster) biasanya sangat berguna pada saat penyandaran/berangkat, namun pada kecepatan 4-5 knot pengaruh bow thruster berkurang. Jarak berhenti dari suatu kapal dipengaruhi oleh hubungan antara energi bagian belakang kapal dan bobot mati kapal. Energi dari bagian belakang kapal tergantung dari jenis mesin yang dipergunakan. Untuk perairan dalam, dimulai pada kecepatan operasi untuk tanker dan dry bulk dengan ukuran 200.000 DWT, jarak berhenti (stopping distance) adalah 12-20 kali panjang kapal. Kapal kontainer 6-8 kali panjang kapal, kapal LNG sekitar 10-12 kali panjang kapal dan kapal general cargo dan multi purpose jarak hentinya 4-7 kali panjang kapal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar