Kamis, 20 Oktober 2011

Apa itu Plimsol Mark?


Tanda Plimsoll merupakan garis horisontal yang menembus lingkaran. Tanda ini dicantumkan tegak lurus dibawah tengah-tengah garis geladak sedemikian rupa sehingga jarak antara dari sisi atas kedua garis sama dengan Lambung Timbul Musim Panas ( Freeboard Summer ). Adapun ketebalan garis-garis pada tanda Plimsoll tersebut adalah setebal 25 mm.
Disamping dari tanda Plimsoll terdapat beberapa garis lambung timbul yang menunjukkan tinggi maksimum garis muat bagi keadaan tertentu sesuai dengan daerah pelayaran dimana kapal tersebut berada dan dengan sendirinya dapat diketahui batasan maksimum daya angkut kapal itu demi untuk menjaga keamanan kapal, muatan dan keselamatan Jiwa manusia di laut.
LOAD LINE pada “ LOG CARRIER “
  1. Garis muat kapal pengangkut kayu GELONDONGAN, yang sebagaiannya dimuat di-Deck sesuai Ketentuan, ditandai dengan huruf “L”.
  2. Jenis kapal “LOG CARRIER” harus memenuhi ketentuan konstruksi khusus.
  3. Letak garis – garis muat, kearah buritan kapal dari lingkaran Plimsoll.
  4. Tanda garis muat, yaitu : LS, LT, LW, LWNA, LF dan LTF.
  5. Letak garis LS berada diatas level S pada Plimsoll kapal selain “Log Carrier”, sehingga Free Board pada LS lebih kecil dari min. STATUTORY FREEBOARD ( X cm diatas S)
Note : Hal tersebut disebabkan adanya penambahan daya apung    (BOUYANCY) dari kayu gelondongan di deck yang disusun dan di lashing KOKOH, sehingga menyatu dalam system kekuatan KONSTRUKSI kapal. Dengan demikian letak LS adalah “X cm diatas S”
  • Kapal “LOG CARRIER”, bila tidak sedang mengangkut kayu GELONDONGAN ( dalam palka dan di deck), tidak boleh menggunakan garis muat “LOG CARRIER”, tapi garis muat untuk kapal barang (S,T,W,WNA,F atau TF)
  • Jarak – jarak tegak pada Load Line kapal “LOG CARRIER” :
Posisi LWNA sama tinggi dengan posisi WNA
  1. Garis muat kapal pengangkut kayu GELONDONGAN, yang sebagaiannya dimuat di-Deck sesuai ketentuan, ditandai dengan huruf “L”.
  2. Jenis kapal “LOG CARRIER” harus memenuhi ketentuan konstruksi khusus.
  3. Letak garis – garis muat, kearah buritan kapal dari lingkaran Plimsoll.
  4. Tanda garis muat, yaitu : LS, LT, LW, LWNA, LF dan LTF.
  5. Letak garis LS berada diatas level S pada Plimsoll kapal selain “Log Carrier”, sehingga Free Board pada LS lebih kecil dari min. STATUTORY FREEBOARD ( X cm diatas S)
Note : Hal tersebut disebabkan adanya penambahan daya apung    (BOUYANCY) dari kayu gelondongan di deck yang disusun dan di lashing KOKOH, sehingga menyatu dalam system kekuatan KONSTRUKSI kapal. Dengan demikian letak LS adalah “X cm diatas S”
a) Kapal “LOG CARRIER”, bila tidak sedang mengangkut kayu GELONDONGAN ( dalam palka dan di deck), tidak boleh menggunakan garis muat “LOG CARRIER”, tapi garis muat untuk kapal barang (S,T,W,WNA,F atau TF)
b) Jarak – jarak tegak pada Load Line kapal “LOG CARRIER” :
1)    Jarak antara LS dan LW =

EFFECT OF DENSITY ON DRAFT AND DISPLACEMENT
Contoh :
1.  Sebuah kapal mempunyai Berat benaman 7.000 ton, mengapung di air tawar dengan bj. 1000 kg/m³.   Hitunglah berat benaman kapal tersebut bila berada pada sarat yang  sama di Air laut dengan bj. 1025 kg/m³
Jawab : Berat benaman baru                 = berat benaman lama x bj baru
bj lama
=  7.000 x 1.025
1.000
=  7.175 ton
  1. Berat benaman sebuah kapal  6.400 ton terapung dilaut ( bj 1025 kg/m³ ) kapal tersebut akan sandar pada dermaga yang memiliki bj air 1008 kg/m³. Hitunglah berapa ton muatan yang harus dibongkar agar sarat kapal tetap seperti di laut.
Jawab :      Berat benaman baru                  = berat benaman lama x bj baru
bj lama                                    =  6.400 x 1.008
1.025
=  6.293,9 ton
Berat benaman Lama           = 6.400,0 tons
Berat benaman Baru                   = 6.293,9 tons
Muatan di bongkar                    =    106,1 tons
Latihan Soal.
  • No.1
Vo lume benaman sebuah kapal diketahui  =  7.500 m³, mengapung pada air perairan yang memiliki  bj. 1025. kg/m³.  Hitunglah Displacement ( berat benaman )   kapal tersebut jika mengapung pada air perairan bj. 1015 kg/m³, dimana Sarat kapal diinginkan tetap.
  • No.2
Sebuah kapal mengapung dimuara sungai dengan bj air 1024 kg/m³ dan memiliki Displacement 1.200 ton selanjutnya kapal direncanakan masuk ke sungai dan akan sandar di pelabuhan yang memiliki bj air 1008 kg/m³ dimana sarat kapal diinginkan tetap seperti sarat kapal saat berada dimuara sungai tersebut.
Hitunglah banyak bobot muatan yang harus dibongkar  di muara itu  !
  • No.3
Sebuah kapal tiba di ambang sungai yang memiliki bj air 1016 kg/m³, dimana sarat kapal tepat pada garis summer draft. Kapal tersebut membongkar muatan sebanyak 150 ton kemudian melanjutkan pelayaran kepelabuhan berikutnya dengan menggunakan bahan bakar sebanyak 15 ton  dan ketika tiba di Pelabuhan tujuan sarat kapal tetap pada garis summer draft dimana bj air pelabuhan tersebut 1004 kg/m³. Hitunglah Displacement kapal saat tiba di pelabuhan terakhir.
TOPIK 3
KOEFISIEN BENTUK (FORM COEFFICIENT)
1)    WATERPLAN AREA COEFFICIENT (CW)
PERBANDIGAN DARI LUAS BID AIR SEB  KAPAL PD SUATU SARAT TERTENTU  DENGAN  LUAS PERSEGI  PANJANG YG MEMPUNYAI PANJANG YANG SAMA DGN PANJANG KAPAL SEPANJANG GARIS AIR DAN LEBAR MAKSIMUM.
2)    BLOCK COEFFICIENT (CB)
PERBANDINGAN VOLUME BENAMAN SEB KAPAL PD SUATU SARAT  TERTENTU   DENGAN   VOLUME  BALOK   PERSEGI PANJANG YANG PANJANGNYA SAMA DGN PANJANG KAPAL DAN  LEBARNYA SAMA DGN LEBAR KPL  SERTA DALAMNYA SAMA DGN SARAT KAPAL.
3)    MIDSHIP SECTION COEFFICIENT (CM)
PERBANDINGAN LUAS BID MELINTANG TENGAH SEB KAPAL PD SUATU SARAT TERTENTU DENGAN PERSEGI PANJANG YANG MEMPUNYAI LEBAR SAMA DENGAN LEBAR KPL DAN DALAMNYA SAMA DENGAN SARAT KAPAL.
4)    PRISMATIC COEFFICIENT (CP)
PERBANDINGAN VOLUME BENAMAN SEBUAH KAPAL PADA SUATU SARAT TERTENTU  DENGAN VOLUME SEB PRISMA YANG  MEMPUNYAI PANJANG SAMA DENGAN PANJANG KAPAL SEPANJANG GARIS AIR DAN LUAS AREA BIDANG MELINTANG TENGAH KAPAL.

Contoh Soal :
1)    Panjang kapal = 135 meter dengan Lebar 18 meter dan Sarat =  7,6 meter. Displacement kapal = 14.000 ton dengan AWP = 1.925 m² dan luas area melintang tengah kapal ( Midship section area) = 130 m² .     Hitunglah   :  Cw,  Cm,  Cb  dan  Cp.
2)    Sebuah kapal dengan Displacement = 9.450 ton  Cb = 0,7  ;  Am = 106 m². Jika  lebar kapal = 0,13 x Panjang = 2,1 x Sarat. Hitunglah  Panjang kapal  tersebut dan berapa Coefficient Prismaticnya. Sebuah bidang air dibagi dengan 7 (tujuh) ordinat sebagaimana gambar  dibawah ini, dimana bidang air tersebut dibagi dalam 2 (dua) bagian /  area dan dimana setiap bagian / area memiliki 4 (empat) ordinat. Jadi untuk menghitung luas bidang air ini, adalah menghitung setengah  bidang airnya  yaitu  Area 1 + Area 2.
Soal Latihan.
1. Area–area dari bidang air kapal adalah sebagai berikut :
Sarat (m)   :  0      1          2          3          4
AWP (m2 )            :  650 660     662     661     660
Hitunglah :  a. Berat benaman kapal tersebut jika mengapung diair laut bj. 1025 kg/cm³  dengan sarat  4,0 meter
b. FWA jika sarat muat penuh kapal  4,0  meter.
2. Sebuah kapal panjang 150 meter  mempunyai semi ordinat mulai dari depan masing-masing  sebagai berikut :  0 ;  5 ;   9 ;   9 ;   9 ;   7 ;  dan  0.  Hitunglah  :  Dimana letak titik pusat daya apung kapal tersebut dari depan.
3. Panjang sebuah bidang air kapal yang bermuatan penuh 60 m, panjang setengah ordinat mulai dari depan diketahui masing-masing  sebagai berikut :
0,1 ;   3,5 ;   4,6 ;   5,1 ;   5,2 ;   5,1 ;   4,9 ;   4,3 ;   dan   0,1.
Hitunglah : Luas bidang air  (AWP) , TPC pada air laut dan letak COF ( Centre of Flotation)
4. Tiga ordinat berurutan pada sebuah bidang air kapal masing-masing sbgai berikut  :
6,3 ;   3,35 ;   dan  0,75.  Common intervalnya adalah 8 m.
Hitunglah  :  Luas area yang terletak antara ordinat terakhir.
5. Luas bidang air sebuah kapal pada berbagai sarat  adalah sebagai berikut  :
Sarat (m)  :       6             7            8.
Area (m2)            :     700          760       800
Hitunglah  :  Berat benaman kapal dan berapa TPC kira-kira pada sarat 7 dan 8 meter.
6. Panjang sebuah bidang air kapal = 320 meter, mempunyai panjang setengah ordinat   mulai dari  depan masing-masing sebagai berikut  :
0 ;   9 ;   16 ;   23 ;   25 ;   25 ;   22 ;   18 ;   dan   0.
Hitunglah  :  AWP,  TPC  dan Cw.

TOPIK 5

LATIHAN SOAL
1. Area–area dari bidang air kapal adalah sebagai berikut :
Sarat (m)                  :  0    1          2          3          4
AWP (m2 )               :  650           660     662     661     660
Hitunglah :
a)     a. Berat benaman kapal tersebut jika mengapung diair laut bj. 1025 kg/cm³    dengan sarat  4,0 meter
b)    FWA jika sarat muat penuh kapal  4,0  meter.
2. Sebuah kapal panjang 150 meter  mempunyai semi ordinat mulai dari depan masing-
masing  sebagai berikut :  0 ;  5 ;   9 ;   9 ;   9 ;   7 ;  dan  0.
Hitunglah  :  Dimana letak titik pusat daya apung kapal tersebut dari depan.
3. Panjang sebuah bidang air kapal yang bermuatan penuh 60 m, panjang setengah ordinat     mulai dari depan diketahui masing-masing  sebagai berikut :
0,1 ;   3,5 ;   4,6 ;   5,1 ;   5,2 ;   5,1 ;   4,9 ;   4,3 ;   dan   0,1.
Hitunglah : Luas bidang air  (AWP) , TPC pada air laut dan letak COF ( Centre of lotation)
4. Tiga ordinat berurutan pada sebuah bidang air kapal masing-masing sebagai berikut  :
6,3 ;   3,35 ;   dan  0,75.  Common intervalnya adalah 8 m.
Hitunglah  :  Luas area yang terletak antara ordinat terakhir.
5. Luas bidang air sebuah kapal pada berbagai sarat  adalah sebagai berikut  :
Sarat (m)                 :       6             7            8.
Area (m2)                :     700          760       800
Hitunglah  :  Berat benaman kapal dan berapa TPC kira-kira pada sarat 7 dan 8 meter.
6. Panjang sebuah bidang air kapal = 320 meter, mempunyai panjang setengah ordinat
mulai dari  depan masing-masing sebagai berikut  :
0 ;   9 ;   16 ;   23 ;   25 ;   25 ;   22 ;   18 ;   dan   0.
Hitunglah  :  AWP,  TPC  dan Cw.
Contoh  2  :
Displacement  kapal 7.000 ton dengan KG = 6,7 meter, GM = 0,2 meter.
Membongkar  :
Bobot 500 ton dengan titik berat 5,2 meter diatas lunas
Bobot 400 ton dengan titik berat 3,0 meter diatas lunas
Memuat   :
Bobot 600 ton dengan titik berat 2,7 meter di atas lunas
Bobot 800 ton dengan titik berat 4,5 meter di atas lunas
Bobot 200 ton dengan titik berat 7,8 meter diatas lunas
Hitunglah :   KG baru kapal setelah selesai kegiatan dan GM akhir !
Soal Latihan  :
  1. Jelaskanlah mengapa sebuah kapal mampu untuk kembali kekedudukan tegak semula setelah mengalami senget / miring yang disebabkan oleh gaya-gaya luar yang mempengaruhinya.
  1. Gambarkanlah sebuah kapal secara melintang dan lengkapilah dengan letak  dari titik- Berat (G), titik Apung (B) dan titik Metacenter (M) bagi kapal yang memiliki kondisi stabilitas positip, stabilitas negatip dan stabilitas netral
  1. Sebuah kapal mengapung dengan tegak memiliki berat benaman = 2.400 ton dengan KG = 4,6 meter dan KM = 5,0 meter. Kemudian sebuah muatan berat di Lower hold seberat 50 ton dengan Kg = 2,0 dipindahkan ke geladak dan ditempatkan pada titik berat 7,8 meter diatas lunas.
Hitunglah  :  Letak titik berat kapal yang baru.\
  1. Displacement sebuah kapal = 2.500 ton dengan  KG = 11 meter. Hitunglah KG barunya jika  bobot seberat 50 ton yang ada dikapal itu dipindahkan 4,5 meter secara tegak dari atas ke bawah.
  1. Sebuah kapal dengan displacement  =  1.500 ton. Jika berat sebuah muatan 25 ton dipindahkan dari sisi kanan lower hold ke sisi kiri diatas deck yang jaraknya sejauh 16 meter secara tegak. Hitunglah pergeseran titik berat kapal tersebut
  1. Sebuah kapal memiliki berat benaman  =  5.600 ton dengan tinggi metacenter (GM) = 0,9 meter.  Kapal tersebut dalam pelayarannya mendapat pengaruh dari luar sehingga miring sebesar 5ยบ.
Hitunglah   :   Berapa besar Moment of statical stability yang dimiliki oleh kapal tersebut.
  1. Sebuah kapal memiliki berat benaman = 1.200 ton dan titik beratnya (KG) = 3,0 meter. Kapal tersebut akan melakukan kegiatan sbb :
Memuat muatan campuran  3.400 ton dengan titik berat (Kg) =  2,5 meter diatas lunas.
Mengisi Bahan bakar  400 ton dengan titik berat (Kg) = 5,0 meter diatas lunas.
Hitunglah :  Letak  titik  berat  baru  (KG) kapal  tersebut setelah selesai mengadakan kegiatan itu.
  1. Berat benaman kapal kosong = 2.000 ton dengan KG = 3,6 meter. Kapal tersebut memuat 2.500 ton muatan dengan Kg = 5,0 meter dan mengisi 300 ton bahan bakar dengan Kg = 3,0 meter.
Setelah selesai kegiatan tersebut GM diketahui = 0,15 meter.
Hitunglah  :  GM kapal tersebut jika bahan bakar habis terpakai.
  1. Sebuah kapal memiliki berat benaman = 4.450 ton dengan KG = 5,0 meter. Kapal tersebut melakukan kegiatan bongkar muat sbb  :
Bongkar  :
360 ton Muatan yang memiliki titik berat 4,6 meter diatas lunas
1.480 ton Muatan yang memiliki titik berat 3,2 meter diatas lunas.
Memuat  :
1.800 ton Muatan yang memiliki titik berat 4,8 meter diatas lunas.
200 ton Bahan bakar dengna titik berat 1,2 meter diatas lunas.
50 ton Muatan geladak  (on deck) yang memiliki titik berat 8,4 meter diatas lunas  .
Hitunglah   :  Letak  titik  berat  (KG baru)  kapal  tersebut  setelah  selesai  melakukan
kegiatan itu.
10.  Berat benaman sebuah kapal = 2.480 ton dengan KG = 6,4 meter. Kapal direncanakan
akan memuat muatan sejumlah  = 1.320 ton yang akan ditempatkan pada Lower Hold dengan titik berat 0,6 meter diatas lunas dan pada Tween Deck dengan titik berat 4,28 meter diatas lunas. Untuk kegiatan ini diinginkan GM kapal  =  0,6 meter.
Hitunglah :  Berat  muatan  masing-masing  yang  dimuat di tempat-tempat tersebut jika
KM setelah kegiatan diketahui = 5,7 meter.
11.  Sebuah kapal dengan displacement  = 5.750 ton dengan KG = 4,5 meter, KM = 5,4 meter . Bobot di muat sbb : 1.000 ton  dengan Kg = 3,8 meter dan 1.000 ton dengan  Kg = 7,6 meter.
Hitunglah : Berapa bobot yang dapat di muat di geladak dengan Kg =  9,0 meter, bila kapal harus bertolak dengan GM minimum = 0,4 meter.
Keterangan  :
  1. G adalah titik berat semula dari kapal.
G adalah titik berat sebuah bobot yang berada Lower Hold,  pada saat bobot tersebut di angkat ( dihibob ) maka titik beratnya berada atau berpindah ke g1 dan ini menyebabkan titik berat kapal bergeser dari G ke G1 sejajar dengan gg1 dan titik berat masing masing tetap berada di G1 dan g1 selama bobot itu di hibob.
  1. Jika batang pemuat di ayun ke sisi lambung maka ujung batang pemuat akan bergerak dimana titik berat bobot yang tergantung di ujung batang pemuat tersebut juga bergerak dari g1 ke g2  ini mengakibatkan titik berat kapal juga bergeser dari G1 ke G2.
  1. 3. Jika bobot itu di turunkan / area kebawah dan telah menyentuh dermaga serta tali muat slack maka titik berat bobot juga telah terlepas dari ujung batang pemuat (bobot telah terlepas dari ujung batang pemuat). Maka titik berat kapal bergeser dari G2 ke G3 dengan arah menjauhi g2. Jadi G3 adalah posisi akhir dari titik berat kapal setelah membongkar muatan tersebut.
Kesimpulan :
  • Titik berat sebuah benda akan bergerak ke arah titik berat dari bobot yang ditambahkan
  • Titik berat sebuah benda akan bergerak menjauhi titik berat dari bobot yang di ambil.
  • Titik berat sebuah benda akan bergeser sejajar dengan pergeseran dari titik berat tiap bobot yang bergerak dalam benda itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar