TRIBUNBATAM, BINTAN - Kapal-kapal pengangkut material bauksit ekspor ke China diprotes nelayan Bintan. Para nelayan merasa mata pencariannya terganggu akibat jaring apung yang dipasang sering rusak akibat kapal-kapal ini lewat tak teratur.
Ketua Komisi II DPRD Bintan, Zulkifli mengatakan dengar pendapat (hearing) dilakukan di gedung dewan, Selasa (15/1) bersama Syahbandar Kijang, Perusahaan Bauksit PT Lobindo, PT Wahana, Dinas Perhubungan, Dinas Pertambangan, Dinas Kelautan dan Perikanan serta 50 orang nelayan dari 3 kecamatan yakni Bintan Timur, Bintan Pesisir dan Mantang.
"Dalam hearing ini delapan orang nelayan membawa bukti kerusakan jaring ikan mereka akibat terkena baling-baling kapal dan sebagainya. Mereka meminta ganti rugi," sebut Zul, kemarin.
Komisi II tengah mencarikan solusi terkait hal ini. "Ini memang dulunya sudah jadi area tangkapan nelayan, ke depan akan coba kita koordinasikan dengan Syahbandar, mungkin waktu lalu lintas kapal diatur jadwalnya," ungkap Zul.
Sementara di kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Bintan, Wan Rudi Iskandar mengatakan pihaknya akan memfasilitas keluhan dan ganti rugi nelayan ini dengan perusahaan bauksit.
"Kalau secara alurnya sudah sesuai, itu memang alur pelayaran juga, sudah mengacu lokasi yang ditetapkan Kemenhub. Masalah penetapan waktu lalu lintas itu kewenangan Syahbandar," ungkap Wan.
Dalam waktu dekat koordinasi bersama Syahbandar pun menurutnya akan diagendakan bersama agen pelayaran transporter material bauksit ini.
Wan menyebut untuk di Pulau Telang, beberapa nelayan mengakui sudah ada koordinasi lebih jauh. Namun untuk jalur kapal besar ini di daerah Pangkil yang ternyata banyak dikeluhkan nelayan karena dianggap tidak teratur.
"Kita akan fasilitasi para nelayan ini dengan perusahaan bauksit secepatnya, sejauh apa kerugiannya dan apa solusi ke depan" pungkas dia.
beritanya bagus banget gan
BalasHapuskasian banget ya kapal nelayannya
BalasHapus